Hard News

Agustina Wilujeng Ingin Perbanyak Tempat Pengolahan Sampah di Kota Semarang

Jateng & DIY

9 April 2025 15:05 WIB

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng saat meninjau langsung pengolahan sampah di TPS3R Pedalangan, Banyumanik, Senin (07/04/2025).

SEMARANG, solotrust.com - Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mendorong peningkatan jumlah Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Hal ini disampaikan saat dirinya meninjau langsung pengolahan sampah di TPS3R Pedalangan, Banyumanik, Senin (07/04/2025).

“Menurut saya inilah yang kita harapkan bisa ada di setiap masyarakat. Belum banyak, tapi saya yakin dengan keteladanan yang diciptakan, lama-lama Kota Semarang akan bersih dengan cara seperti ini,” ujar Agustina Wilujeng.



Ia menambahkan, melalui pemanfaatan dana Rp25 juta per RT per tahun, program gotong royong bisa diperluas untuk mewujudkan lingkungan bersih dari titik kampung dan permukiman. Agustina Wilujeng pun berharap TPS3R Pedalangan bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain.

“Di sini itu harus kita minta nantinya untuk bisa mengedukasi lingkungan yang lain,” tambahnya.

Agustina Wilujeng juga mengapresiasi sistem pengelolaan sampah skala kecil di TPS3R Pedalangan yang telah memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dijadikan pupuk untuk digunakan di pekarangan warga, sementara sampah anorganik seperti plastik dan kertas dipilah dan dijual kembali.  

“Pupuk juga langsung dipakai untuk pekarangan masing-masing, sedangkan plastik dan kertas sudah ada pengepul yang menjemput langsung,” jelasnya.

TPS3R Pedalangan sendiri memiliki fasilitas pemilahan dengan mesin press untuk mengurangi volume sampah anorganik serta fasilitas pengomposan, dilengkapi mesin perajang dan pengayak pupuk. TErcatat dari total volume sampah 6 m³ per hari, sekira 4 m³ berhasil dikurangi setiap harinya.

Sementara itu, pengurus Bank Sampah Sakura, sekaligus tokoh ProKlim RW 3 Kelurahan Pedalangan, Sri Mulyana menyambut positif kunjungan wali kota.

“Beliau melihat langsung yang ada di lapangan, masyarakat akan sangat mendukung program-program pemilahan sampah dan pengelolaan melalui bank sampah,” ucapnya.

Sri Mulyana menambahkan, bank sampah mulai terorganisasi sejak 2019 masih membutuhkan penguatan kapasitas dan bantuan sarana.

“Kami membutuhkan capacity building dan bantuan sarana yang diperlukan untuk mendorong semakin majunya bank sampah sebagai bagian dari pengelolaan sampah di wilayah,” jelasnya.

Saat ini terdapat 23 titik pengolahan sampah di Kota Semarang, terdiri atas 18 TPS3R berbasis masyarakat, 2 TPS3R dikelola DLH, dan 3 TPST skala kota, yakni TPST Undip, TPST Unnes, TPST BSB. Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk memperbanyak titik pengolahan sampah sebagai solusi di hulu untuk mengurangi beban TPA Jatibarang. (fjr)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya