SOLO, solotrust.com - Terus menurunnya permintaan pengiriman surat membuat pos nasional Australia senantiasa mencari cara baru guna menggaet pendapatan. CEO layanan pos, Christine Holgate pun mencoba menghadirkan terobosan dan cara inovatif demi mengatasi lesunya bisnis perusahaan.
Berbicara di hadapan komite Senat pada 23 Mei 2018, Holgate mengungkapkan dirinya telah mendiskusikan konsep pengiriman drone alias pesawat tanpa awak dengan beberapa mitra pos internasional, khususnya Swiss.
Sementara banyak negara tidak mengizinkan penggunaan drone untuk pengiriman, Holgate mengatakan bahwa di beberapa negara termasuk Swiss telah menggunakan drone untuk mengangkut darah ke lokasi kecelakaan. Swiss Post pun telah melakukannya. Dia yakin otomatisasi akan mengubah masa depan Australia Post menjadi lebih baik.
"Saya sangat percaya pada otomatisasi," ujarnya, dilansir dari Tech Radar, Kamis (24/05/2018).
Holgate menjelaskan untuk bersaing dengan perusahaan pengiriman internasional besar seperti TNT dan Toll, Australia Post perlu merangkul otomatisasi. Layanan pos Australia saat ini telah bekerja sama dengan Swiss Post guna melihat apa yang dapat dipelajari dari negara itu.
“Selain itu juga untuk melihat bagaimana kami juga dapat menawarkan layanan tersebut untuk kecelakaan dan keadaan darurat," tambah dia.
Swiss Post sendiri telah menggunakan drone untuk pengiriman laboratorium dan sarana darurat. Mereka memanfaatkan quadcopters berukuran sekira 80 cm untuk mengangkut benda hingga 2 kg. Jarak maksimum dapat dicapai sekira 20 km dengan kecepatan rata-rata 36km/jam.
Cara ini cukup fleksibel lantaran Swiss Post dapat memanfaatkan jalur udara tanpa perlu berurusan dengan kepadatan lalu lintas. Praktis dengan menggunakan drone bisa lebih cepat ketimbang pengiriman lewat darat.
Matternet, perusahaan di balik penggunaan drone Swiss Post mengklaim mereka juga bisa mengantarkan secangkir kopi melalui quadcopter ke van yang menunggu di Zurich tahun lalu.
(and)