KLATEN, solotrust.com - Setelah terjadi letusan freatik Gunung Merapi beberapa hari belakangan, warga di lereng Merapi tepatnya di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten praktis hanya mengandalkan radio komunitas untuk informasi terbaru. Mereka merasa was-was akan terjadi letusan yang besar seperti tahun 2010 silam.
Radio Komunitas Lintas Merapi tersebut terpancar di ujung Desa Sidorejo, sekitar 5 kilometer dari Merapi.
"Radio ini kami pancarkan untuk memberikan berbagai informasi yang ada kaitannya dengan situasi Merapi. Warga di sini sudah terbiasa mendengar radio ini. Selain musik. Yang terpenting informasi Merapi," kata Sukiman, pengelola radio komunitas lintas Merapi, Sabtu (26/5/2018).
Menurut dia, radio ini besar manfaatnya bagi warga lereng Merapi. Sebab, bila memakai komunikasi dengan handphone (HP) akan terkendala sinyal.
"Ya, ini satu satunya alat komunikasi dengan warga. Kalau mengandalkan sinyal kita sulit. Ini setiap rumah harus memiliki radio. Bahkan ke ladang juga ada yang membawa radio. Kalau kita mengetahui kondisi Merapi akan terjadi letupan. Kami segera pancarkan melalui radio ini," beber Sukiman.
Setelah dikatakan level Waspada, kata Sukiman, warga lereng Merapi setiap malam mengadakan ronda malam secara bergantian.
"Kalau tim ronda mendengar gemuruh dari Merapi langsung menginformasikan ke warga yang lainnya. Melalui kentongan, specker masjid dan juga radio," kata dia.
Sri Murtini, warga Desa Sidorejo mengaku, selama ini warga di daerahnya selalu waspada bila sewaktu waktu terjadi letusan Merapi. Dia bersama warga sekitar mengaku mengandalkan radio tersebut setiap harinya untuk informasi terkini Merapi.
"Radio di sini setiap hari harus hidup. Jadi kalau ada informasi kita jadi tahu. Ya, kalau pakai HP ya itu kendalanya sinyal. Yang penting waspada saja, sambil mendengarkan informasi dari radio," ucapnya. (joko)
(way)