SOLO, solotrust.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyikapi praktik politik uang dengan menggelar aksi demo di Pasar Gede Solo, Selasa (26/6/2018).
Demo itu diwarnai dengan aksi tutup mulut dan teatrikal oleh mahasiswa. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap politik uang. Sontak aksi itu menarik perhatian para pengguna jalan di kawasan Pasar Gede.
Para mahasiswa itu ingin menyampaikan pesan bahwa praktik politik uang dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), menjadi alat bukti ketidakmampuan para calon pemimpin dalam meyakinkan masyarakat melalui program dan visi misi yang telah mereka buat.
"Pandangan masyarakat akan pesta demokrasi di Indonesia masih tak lepas dari bayang-bayang politik uang. Politik uang itu menandakan seorang calon pemimpin yang tidak yakin akan kemampuannya sendiri dalam memimpin masyarakat, sehingga memilih 'jalan pintas', masyarakat harus paham akan hal ini," tegas koordinator aksi Naufal Aminur Rahman, kepada wartawan.
Menurutnya, politik uang hanya akan menjadi benalu dalam Pilkada. Bahkan, Naufal menyebut saat ini masih banyak kasus dan temuan praktik tersebut di berbagai wilayah yang tidak terendus pihak yang berwenang.
"Apalagi anjuran untuk menerima amplopnya dan tidak memilih pasangan calonnya, itu lebih lagi tidak beretika," tandasnya.
Naufal dan aktivis BEM UNS lainnya berharap masyarakat lebih kritis dalam hal berdemokrasi, selain itu agar masyarakat berinisiatif untuk melaporkan pelanggaran pemilu itu kepada panitia pengawas pemilu, agar praktik politik uang tidak lagi merebak. (adr)
(wd)