SOLO, solotrust.com - Tingginya harga telur ayam ras di pasaran yang mencapai Rp 26 ribu selama sepekan ini, membuat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo melakukan upaya untuk menstabilkan harga telur.
Upaya tersebut melalui Pasar Murah Telur yang diadakan selama sepekan, (20-26/7/2018). Operasi pasar itu digelar hanya di 2 pasar tradisional di kota Solo, yaitu Pasar Legi dan Pasar Gede.
Dengan demikian, gejolak harga telur ayam ras diharap dapat diredam melalui operasi pasar tersebut, sehingga angka inflasi di Kota Solo dapat terkendali.
Asisten Direktur Tim Advisory & Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, M Taufik Amrozy mengatakan TPID Kota Solo mengajak peternak, distributor, dan pedagang untuk turut aktif menjaga inflasi.
"Pasar Murah Telur merupakan komitmen dan juga hasil kesepakatan bersama pihak-pihak tersebut sehingga diharapkan menurunkan harga jual telur di pasaran," ujarnya pada media, Jumat (20/7/2018).
Taufik mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik, sebab hasil koordinasi dengan berbagai pihak terkait menunjukkan, bahwa stok telur ayam ras lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan di Wilayah Solo Raya.
"Bank Indonesia bersama TPID Kota Solo akan selalu memantau keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Kepada masyarakat diimbau untuk dapat bijak dalam berbelanja dalam rangka menjaga kestabilan harga," imbuh Taufik.
Melalui upaya ini, diharapkan inflasi Kota Solo tahun 2018 dapat terkendali sehingga secara keseluruhan inflasi dapat terjaga dalam sasaran nasional 3.5% + 1% dengan didukung oleh penguatan koordinasi untuk mitigasi risiko yang dapat menganggu pencapaian sasaran inflasi.
"Pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dalam rangka mencapai sasaran inflasi jangka menengah sebesar 3.5% + 1% di 2019, serta 3% + 1% di 2020 dan 2021," pungkasnya. (Rum)
(wd)