SUKOHARJO, solotrust.com - Puluhan pengunjung tampak antusias menyaksikan fenomena gerhana bulan "micro blood moon" terlama abad ke-21 di Observatorium lantai 6 Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam di Sukoharjo, Sabtu (28/7/2018) dini hari
Di sana ada 15 unit teleskop yang disediakan untuk menyaksikan gerhana bulan total. Para pengunjung baik santri PPMI Assalaam maupun masyarakat luar ponpes secara bergantian menyaksikan fenomena langka tersebut melalui teleskop yang disediakan Club Astronomi Santri Assalaam (CASA).
"Saya sangat senang bisa melihat gerhana bulan total ini, apalagi menggunakan teleskop utama di sini, tadi anggota CASA juga ramah, mau membantu mensetting teleskop dan menjelaskan apa yang kita ingin tahu," ungkap Aditia Permana Aji, (16) Warga Gedongan, Colomadu kepada solotrust.com usai menyaksikan gerhana menggunakan teleskop.
Aji mengaku belum pernah menyaksikan fenomena gerhana bulan secara langsung menggunakan alat teleskop dan dia merasa senang karena ada yang memandu.
"Ini moment langka, sayang sekali kalau dilewatkan begitu saja, kebetulan nanti juga sekolah libur karena fullday school, tadi saya datang dari jam 12 malam," ujar siswa kelas XI SMAN 5 Surakarta itu
Hal yang sama diungkapkan Bondan Septiawan (11), warga Jebres, ia begitu antusias untuk melihat fenomena gerhana bulan total terlama abad ini, ia pun terlihat wara-wiri melihat gerhana bulan dengan menggunakan teleskop utama di dome maupun output dari teleskop manual yang hasilnya dihubungkan melalui laptop dan televisi.
"Iya, bulannya kelihatan lebih besar dilihat pakai teleskop, terus di layar juga dilihat secara langaung bulannya benar warnanya merah," ungkap Bondan.
Berbeda dengan Aji, Bondan yang datang bersama pamannya ini mengaku pagi hari nanti masuk sekolah, meski begitu dia benar-benar tidak ingin kelewatan momentum fenomena langka ini dengan menyempatkan waktu dini hari ke tempat tersebut.
"Sebelumnya sama paman juga udah dua kali pernah ke sini kok, aku memang suka lihat benda-benda langit," ucap siswa kelas 6 SDN Kandangsapi, Jebres itu.
Meski udara dingin saat ini namun tidak menyurutkan dua anak itu untuk menyaksikan micro blood moon dari fase awal hingga puncak gerhana bulan total terlama abad ke-21 ini.
Sementara itu, Pembina CASA AR Sugeng Riyadi mengatakan, keindahan gerhana bulan total ini didukung cuaca langit yang cerah sehingga gerhana bulan ini dapat diamati dengan jelas dengan benda-benda langit di sekitarnya.
"Beda dengan super blue blood moon dulu, dulu jadinya super mendung moon," canda AR.
Ia mengatakan, sesuai penghitungan, fase umbra gerhana bulan total mulai terjadi pukul 01.24 WIB. Sedangkan puncaknya terjadi pada pukul 03.22 WIB. Kemudian gerhana bulan total berkhir pukul 04.13 WIB.
AR menambahkan, gerhana bulan total berlangsung selama satu jam 43 menit. Dengab fase keseluruhan berlangsung selama 6,5 jam. (adr)
(wd)