Hard News

Puluhan Anggota CASA Kompak Lakukan Observasi Micro Blood Moon

Jateng & DIY

29 Juli 2018 15:36 WIB

Ketua Club Astronomi Santri Assalaam (CASA), Sadida Abdul Ghani. (solotrust.com/adr)

SUKOHARJO, solotrust.com- Puluhan anggota Club Astronomi Santri Assalam (CASA) Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam, Sukoharjo melakukan observasi aktivitas gerhana bulan total di Observatorium lantai 6 PPMI Assalaam, Sabtu (28/7/2018) mulai pukul 00.00 WIB.

Anggota santri yang berjumlah lebih dari 30 orang itu melakukan tugas masing-masing, mulai dengan memotret bulan menggunakan kamera yang dipasang pada teleskop, mencatat penghitungan waktu, hingga membuat timelapse fase demi fase gerhana bulan total.



Ketua Club Astronomi Santri Assalaam (CASA), Sadida Abdul Ghani, pihaknya menggunan sejumlah teleskop dan aplikasi untuk mendukung observasi itu.

"Kami gunakan satu teleskop utama Vixen di dome, tiga teleskop manual skywatcher dan aplikasi Sterellium. Kamera dipasangkan ke teleskop skywatcher, disambungkan ke laptop ataupun televisi," jelasnya.

Selain mengamati fenomena gerhana, kata Sadida, CASA juga memiliki sejumlah agenda pengamatan lain, salah satunya mengamati hilal tua dan hilal muda

"Untuk penentuan memasuki bulan baru hijriyah kami juga lakukan pengamatan," jelasnya

Adapun kalender Hijriyah merupakan kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya.

Di samping itu, Pembina CASA, AR Sugeng Riyadi, mengatakan, para santri memang diberi penugasan setiap ada gerhana bulan total. Selanjutnya, para santri diwajibkan melaporkan hasil penelitiannya itu

"Santri yang tergabung dalam CASA melakukan pengamatan dan meneliti waktu dari fase ke fase gerhana bulan apakah sesuai yang ditentukan atau tidak, selain itu juga memotret dan lainnya, setelah itu diminta hasil laporannya sebagai perbandingan," terangnya.

Sebagaimana diketahui, gerhana bulan total 28 Juli ini merupakan yang terlama abad ke-21 dengan durasi waktu mencapai 1 jam 43 menit. Dan dapat disaksikan dari seluruh wilayah di Indonesia.

Gerhana bulan terlama ini termasuk fenomena langit langka. Gerhana berikutnya baru akan terulang lagi mulai 2.123 selama 106 menit tapi tidak bisa disaksikan di Indonesia. 

Selain gerhana bulan, langit Indonesia juga disuguhkan oposisi planet Mars yang tampak lebih terang dan hujan meteor Aquarid. (adr)

(wd)