SRAGEN, solotrust.com - Bermaksud memajukan potensi lokal di desanya, warga Krebet, Masaran, Sragen menggelar kegiatan budaya bertajuk "Hangesti Bumi Mas Karebet" pada 22 – 29 Oktober dan 5 November 2017.
Pembangunan pedesaan yang gencar digalakkan melalui kucuran dana desa membuat warga desa mulai bangkit untuk menggali potensi desanya. Seperti yang dilakukan Desa Krebet, mereka mulai beraksi dengan agenda-agenda budaya yang bersifat lokal.
Menurut Kepala Desa Krebet, Anggun Mahardika, sejumlah acara yang akan digelar masing-masing adalah Festival Dolanan Bocah pada 22 Oktober, Kedung Bulus Art Performence mbelik Ndlolo, Pasar Barongan pada 29 Oktober, serta Festival Bambu yang diisi dengan foklor musik bambu dan lomba foto.
Anggun menyebut, semua ini ditujukan untuk mendeklarasikan diri Desa Krebet sebagai Desa Budaya.
“Ini event yang pertama, semoga menambah guyub rukun warga Krebet. Di sini juga ada interaksi antar warga, seperti dolanan anak yang membuat interaksi anak di desa ini. Di Pasar barongan, akan kita jual makanan tradisional khas, dan harapan kami kegiatan ini bisa sedikit mengangkat perekonomian warga,” tandas anggun Mahardika.
Sebagai kegiatan pre event menjelang acara, sebuah workshop bertema “ Perencanaan Event Berbasis Budaya Lokal“ digelar di balai Desa Krebet pada Rabu 18 Oktober 2017. Tak Tanggung tanggung, beberapa pakar event budaya didatangkan oleh kades Krebet untuk memaparkan teknik teknik jitu menggelar event budaya.
Mereka yang menyampaikan ilmunya antara lain Basnendar Ketua Prodi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia ( ISI ) Surakarta, Ahmad Fajar Ariyanto pakar desain interior yang sukses menggelar acara Solo Bambo Binaele serta Dwi Wahyu Diarto, pakar seni tari yang sukses menggelar hari tari sedunia di Solo.
Menurut Basnendar, menjadikan desa sebagai desa budaya merupakan wujud dari kecintaannya kepada tanah kampung halamannya. Oleh sebab itu di zaman seperti sekarang memanfaatkan media sosial menjadi sangat vital untuk memajukan potensi budaya desanya. “Jadi seluruh warga terutama anak anak mudanya ikut mem-viralkan acara ini di medsos, sehingga menjadi event lokal rasa global,” ujar Basnendar dalam pemaparannya.
Kegiatan budaya seperti yang dilakukan warga Desa Krebet seperti ini, merupakan upaya untuk menghidupkan ekonomi kreatif, seperti yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Dengan ekonomi kreatif ini, maka akan menjadi sumber daya terbarukan serta menambah guyub rukun warga. (Safrudin-Abd)
(Redaksi Solotrust)