JAKARTA, solotrust.com - Sepekan sudah pascagempa dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, Donggala, dan beberapa daerah lain di Sulawesi Tengah. Jumlah korban meninggal semakin meninggkat, hingga Jumat (5/10/2018) sore tercatat 1.571 jiwa melayang.
"Kemarin ditemukan cukup banyak oleh tim SAR gabungan. 103 orang meninggal dunia di Kota Palu, yang paling banyak adalah ditemukan di Balaroa yang mengalami amblesan dan kenaikan, begitu juga di Petobo yang mengalami likuifaksi," papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa pers di Jakarta.
Sutopo merinci, korban meninggal paling banyak ditemukan di Kota Palu sejumlah 1.352 jiwa. Sementara di Donggala 144 orang, Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu 1 orang meninggal.
Dari korban meninggal tersebut, total 1.551 jenazah telah dimakamkan.
Proses pencarian dan evakuasi korban masih akan dilakukan oleh tim Basarnas dibantu dengan pihak-pihak lain seperti TNI, Polri, dan sejumlah relawan. Sutopo menyebut, evakuasi oleh Basarnas dari yang semula tujuh hari pascabencana, bisa ditambah tiga hari.
"Jadi total 10 hari. Setelahnya seperti apa, tentu mungkin akan tetap dicari tetapi kekuatannya itu dikurangi. Karena mekanismenya seperti itu. Sampai akhirnya kita akan bicarakan dengan pemerintah daerah, bersama dengan masyarakat terkait kondisi yang ada," jelas Sutopo.
Sementara hingga sore ini, jumlah korban luka mencapai 2.549 orang, 113 orang dinyatakan hilang atas laporan dari masyarakat, dan 152 diduga masih tertimbun. Data ini masih bisa bergerak dan berubah setiap saat.
Sebelumnya, gempa M 7,4 terjadi pada Jumat (28/9/2018) pukul 17.02.44 WIB berlokasi 0.18 LS dan 119.85 BT dan jarak 26 km dari utara Donggala, Sulteng. Gempa tersebut memicu timbulnya tsunami di Kota Palu dan sekitarnya.
(way)