Hard News

Kepala BNPB: Situasi di Sulteng Sudah Jauh Membaik

Hard News

08 Oktober 2018 14:19 WIB

Warga sudah memulai beraktivitas seperti membuka kios dagangan. (Dok Twitter @Sutopo_PN)

JAKARTA, solotrust.com - Situasi di daerah terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) kini sudah jauh membaik. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.

Ia yang setelah gempa langsung menuju lokasi terdampak, mengakui bahwa tiga hari pertama usai bencana melanda, kondisi di Palu, Donggala, dan Sigi memang lumpuh total. Namun setelah itu, penanganan tanggap darurat mulai dilakukan seiring dengan perbaikan akses jalan, listrik, dan jaringan seluler.



"Situasi sudah jauh membaik. Tiga hari pertama betul-betul kolaps, tidak ada listrik, tidak ada bbm, jaringan seluler (mati)," ungkapnya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (8/10/2018).

"Fungsi pemerintahan mulai hari ini sudah buka semua. Semua kantor pemerintahan sudah buka, memberikan pelayanan, termasuk pasar dan BBM untuk mendukung kebutuhan sehari-hari. Listrik dan jaringan seluler sudah normal, ini akan mempercepat pemulihan," imbuhnya.

Penanganan kesehatan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan bagi para pengungsi juga disebutnya semakin baik. Sudah ada 14 rumah sakit yang berfungsi penuh dari 33 yang ada. Sementara di tenda pengungsian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga sudah mengebor sebanyak 50 sumur untuk kebutuhan air bersih sekaligus MCK.

Hanya saja, pihaknya hingga kini masih berusaha melakukan validasi mengenai jumlah pengungsi yang berada di lokasi terdampak. Menurutnya, saat ini ada 74 ribu pengungsi korban bencana.

"Saya katakan bahwa ini akan divalidasi, yaitu yang dikategorikan pengungsi adalah masyarakat yang kehilangan tempat tingalnya," tuturnya.

Sementara itu hingga siang ini, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulteng mencapai 1.944 orang. Dari jumlah tersebut, 885 di antaranya dimakamkan secara massal, sedangkan sisanya sudah diambil perwakilan keluarga. Data tersebut masih bersifat dinamis.

Sebelumnya, gempa M 7,4 terjadi pada Jumat (28/9/2018) pukul 17.02.44 WIB berlokasi 0.18 LS dan 119.85 BT dan jarak 26 km dari utara Donggala, Sulteng. Gempa tersebut memicu timbulnya tsunami di Kota Palu dan sekitarnya.

(way)

Berita Terkait

Penyediaan Air Bersih Masih Jadi Fokus Pemulihan Pascabencana di Sulteng

Masuki Masa Transisi Darurat, Ini 7 Fokus Penanganan di Sulteng

Pertengahan Desember, Huntara di Sulteng Bisa Dihuni Korban Gempa

Rawan Bencana, BMKG Dorong Tata Ruang di Sulteng Direvisi

Pantau Relawan Jateng di Palu, Ganjar Harap Huntara Cepat Rampung

Menteri Basuki: Pembangunan Daerah Terdampak Bencana Gunakan Build Back Better

Konser Amal Duka Palu, Lorin Salurkan Rp18 Juta ke PMI

Tenda Pengungsian di Petobo Kini Gunakan LTSHE

Grup HORE Salurkan Bantuan Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah Melalui PMI Kota Surkarta

Tim Musro The Sunan Hotel Solo Serahkan Bantuan ke PMI Solo

8 SPBU di Palu Sudah Beroperasi 24 Jam

Fasilitas di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu Telah Berfungsi Kembali

Gunung Anak Krakatau Siaga, Masyarakat Diminta Waspada Tsunami

Gempa M5,5 Guncang Sukabumi, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa Banten M5,3 Hari Ini, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 6,1 Guncang Maluku, BMKG: Waspada Tsunami, Jauhi Pantai!

Gempa M 4,9 Guncang Pasaman Sumatra Barat, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa Malang Sensitif Terhadap Potensi Tsunami, Tapi Kenapa Tidak Terjadi?

Update Tragedi Kanjuruhan, Menko Polhukam Konfirmasi 125 Suporter Meninggal Dunia

Erupsi Gunung Semeru [Update]: Tim Gabungan Temukan 43 Korban Meninggal Dunia

Sepekan Pascagempa dan Tsunami Sulteng, 1.571 Orang Meninggal

Hingga Senin Pagi, 10 Orang Tewas Akibat Gempa Lombok M 6,9

13 Orang Meninggal Sejak 2017, Kasus Leptospirosis di Boyolali Meningkat

Korban Meninggal Longsor Brebes Bertambah Jadi Sembilan Orang

Berita Lainnya