Hard News

Rawan Bencana, BMKG Dorong Tata Ruang di Sulteng Direvisi

Hard News

21 Oktober 2018 05:12 WIB

Mendikbud Muhadjir Effendy (paling depan) meninjau langsung sekolah-sekolah yang terdampak bencana gempa dan tsunami di Palu, Sabtu (6/10/2018). (Dok Kemdikbud)

PALU, solotrust.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa sejumlah titik di Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan kawasan rawan bencana. Untuk itu, BMKB mendorong Pemerintah Sulteng untuk merevisi tata ruang wilayahnya.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita, revisi tata ruang dilakukan guna mengurangi risiko kerugian materil dan korban jiwa akibat bencana alam yang mengintai Sulawesi Tengah.



“Revisi ini perlu segera dilakukan agar dampak dari kejadian yang lalu (gempa dan tsunami-red) tidak terulang kembali. Bukan cuma Sulawesi Tengah, tapi juga wilayah lain di Indonesia yang masuk dalam kategori rawan bencana alam," ungkapnya saat kunjungan pemantauan kerentanan kegempaan di Palu, Sulawesi Tengah, Jum'at (19/10/2018), melansir laman resmi BMKG.

Ia menjelaskan, penataan ruang memiliki peran besar dalam upaya mitigasi bencana. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mengatur pengendalian dan pemanfaatan sebuah kawasan apakah layak dijadikan tempat pemukiman atau tidak.

Dwikorita mengimbau, dalam perencanaan tata ruang hendaknya mempertimbangkan peta bencana, khususnya kondisi kerentanan tanah terhadap gempa, likuifaksi dan longsoran serta banjir bandang di wilayah tersebut.

Menurutnya, perlu pengawasan ketat agar rencana tata ruang tersebut benar-benar dijadikan acuan dalam rencana pembangunan.

"BMKG juga merekomendasikan pembangunan fasilitas perlindungan tsunami di kawasan pantai Sulteng. Fasilitas tersebut untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada masyarakat serta mengurangi resiko dari bencana tsunami itu," ujarnya.

(way)