NUSA DUA, solotrust.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyoroti aspek mitigasi kebencanaan dan pembangunan kembali daerah terdampak bencana. Menurut Basuki, pihaknya telah menyiapkan sebuah master plan dengan pendekatan Build Back Better.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara acara High Level Dialogue on Disaster Risk Financing and Insuring (DRFI) in Indonesia : The National Strategy to Build Fiscal Resilience yang dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).
Sebutnya, pendekatan "Build Back Better" berperan dalam mitigasi, karena tidak hanya sekadar membangun kembali rumah atau bangunan yang hancur namun membangun masyarakat yang tangguh bencana.
“Oleh karenanya rehabilitasi dan rekonstruksi di Palu tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak. Kami merencanakan untuk membangun kembali Kota Palu yang tangguh terhadap bencana. Master plan-nya tengah disusun bersama Kementerian PUPR, Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Bappenas. Inilah Build Back Better,” kata Basuki, melalui keterangan tertulisnya.
Di sisi lain, sebagai negara yang rawan dilanda bencana, mitigasi disebutnya penting dilakukan. Mulai dari aspek teknis hingga financial, agar rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tidak hanya bergantung pada APBN.
Paparnya, hanya 90 persen bantuan internasional untuk penanganan tanggap darurat dan rehabilitasi rekonstruksi pascabencana, sementara dana untuk mencegah dan mempersiapkan apabila terjadi bencana masih kecil hanya 10.
Sementara itu, Wapres menyayangkan bahwa selama ini pembangunan aset tidak memperhitungkan asuransi. Jika terjadi bencana, semua langsung menjadi beban APBN atau dari bantuan.
“Di Palu sekolah yang rusak berjumlah 2.000 sekolah dan 60 ribu rumah. Tentunya memerlukan biaya yang besar. Acara ini menjadi momen tepat mencari solusi bagaimana upaya mengatasi bencana dengan ketahanan fiskal tetap terjaga," urai Wapres.
(way)