JAKARTA - Wisatawan atau turis milenial diperkirakan akan mendominasi pasar wisata dunia dan mereka akan meninggalkan cara berwisata lama. Generasi milenial adalah mereka yang saat ini berusia 18-34 tahun.
Demikian salah satu hasil kesimpulan hasil dari Focus Group Discusstion (FGD) Millennial Tourism yang berlangsung di Jakarta, Kamis (18/10/2018). FGD ini digelar oleh Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar serta menghadirkan nara sumber Prof. Rhenald Kasali, Ph.D dari Rumah Perubahan.
Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, pada tahun 2019 lebih dari 50 persen dari tiap pasar wisata Indonesia sudah merupakan milenial. “Wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama,” kata Rizki Handayani.
Untuk pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun mencapai hingga 57 persen. Di China generasi milennial akan mencapai 333 juta, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta.
Rizki Handayani mengatakan, banyak negara mulai menyasar pasar milenial Indonesia, seperti Korea dan Jepang. ”Saya berharap di 2019 Indonesia tidak kecolongan dalam mengantisipasi potensi wisatawan milennial,” katanya.
Menurut Renhald Kasali ciri utama turis milenial ini adalah mereka mampu melakukan dirupsi (disruption) ekonomi pariwisata. “Milenial (millenials) mampu membuat dirupsi di pariwisata dengan menggunakan teknologi, sehingga membuat cara-cara lama tidak dipakai lagi. Milinial dan teknologinya bisa menyebabkan harga tidak naik meskipun rupiah turun,” kata Rhenald Kasali.
Rhenald Kasali menekankan ciri milenial tiap negara berbeda-beda. Mereka juga memiliki kekhasan yang dilatarbelakangai oleh budaya dan lingkungan.
Kegiatan FGD millenial tourism ini melibatkan semua unsur Pentahelix pariwisata yakni; akademisi, industri, komunitas, pemerintah dan media. #teras.id
(wd)