Hard News

Jaga Keteguhan Kota Budaya, Pemkot Gelar Lomba Seni Piala Wali Kota Surakarta 2018

Jateng & DIY

12 November 2018 10:28 WIB

Gemulai penari saat tampil dalam Lomba Seni Piala Wali Kota Surakarta 2018 di Balai Kota Surakarta, Minggu (11/11/2018).

SOLO, solotrust.com - Pemkot Surakarta menggelar Lomba Seni memperebutkan Piala Wali Kota Surakarta di Pendaphi Gede Balai Kota Surakarta pada Minggu (11/11/2018). Lomba itu diikuti perwakilan dari tiap kecamatan, sekolah atau grup seni di Kota Surakarta

Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Tutik Mulyani mengatakan, lomba ini merupakan ajang aktualisasi diri bagi generasi seni, khususnya pada kesenian karawitan, tari, keroncong dan lukis.



Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya Pemkot menjaga dan merawat budaya Jawa serta turut meneguhkan Solo sebagai kota Budaya.

"Kegiatan ini selaras dengan visi dan misi Wali Kota Surakarta (FX Hadi Rudyatmo), melaksanakan aktualisasi pembangunan kebudyaan yang ada di Kota Solo. Kami ingin mengembangkan, melindungi mengadakan, pembinaan dengan menggelar lomba seni," kata dia kepada solotrust.com di sela acara.

Ia menjelaskan, kegiatan ini berlangsung selama dua hari mulai dari Sabtu (10/11/2018) sampai dengan hari ini. Sedangkan tema yang diusung adalah Lagu 3WMP (Waras, Wasis, Wareg, Mapan, Papan) sebagai falsafah pembangunan Kota Surakarta.

"Untuk lomba karawitan diikuti peserta berusia 15 tahun ke atas dengan mengenakan busana Jawi Jangkep. Materi lombanya membawakan gending wajib Lagu 3 WMP karya Blacius Subono dan gending pilihan karya Sarwanto yang boleh diaransement dan digarap menurut kreatifitas masing-masing dengan durasi waktu penyajian selama 15 menit," bebernya.

Penilaian lomba karawitan meliputi penyajian, harmoni, teknik dan kreatifitas garapnya, selain juara utama nanti juga dipilih kategori pengendang dan kategori persinden terbaik dengan hadiah berupa thropy, piagam dan uang pembinaan.

Ada juga lomba lukis poster, para peserta mengenakan busana batik, tema yang diusung adalah 3WMP dengan materi atau alat dan bahan berupa kertas gambar ukuran A3 yang disediakan oieh panitia, namun peserta boleh membawa sendiri cat air, cat poster dan media pendukung lainnya.

"Penilaian lomba lukis meliputi daya ungkap terhadap tema dan imajinasi, kemampuan daya estetika, originalitas, kerapian dan hasil karya keseluruhan," ujarnya.

Sementara itu, untuk lomba Keroncong satu grup minimal terdiri dari enam sampai tujuh orang pemain musik bas, cello, cak, cuk, gitar, flute dan biola dengan mengenakan seragam grup.

Lagu wajib keroncong yang dibawakan meliputi Langgan 3WMP karya KR. Bambang Irawan Rudi dan lagu pilihan bebas masing-masing satu kuplet dengan durasi penampilan 15 menit.

"Penilaian dari kompetisi ini meliputi teknik, aransemen, ekspresi dan penampilan," terangnya.

Lalu, untuk lomba tari, kata dia setiap grup terdiri dari lima sampai tujuh orang penari perempuan usia 15-18 tahun dengan tema tari gambyong 3WMP karya Nanuk Rahayu.

"Penilaian lomba tari meliputi kostum, kesesuaian gerakan dengan musik yang mengiringi, kekompakan grup, kelincahan, keluwesan, kenyamanan dan ekspresi," kata dia

Kepala Dinas Kebudyaan Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim, berharap melalui Lomba Seni Wali Kota Surakarta 2018 ini dapat memberikan kontribusi Kota Surakarta sebagai Kota Budaya. Para peserta Lomba Seni menjadi pelopor kebudayaan Kota Bengawan.

Lanjut dia, perkembangan Kota surakarta mengandalkan pariwisata dan budaya sehingga jika kelola dengan baik sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada akan bermanfaat bagi masyarakat dan juga meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

"Banyak program yang dilakukan Wali Kota, dan wajib didukung masyarakat, yang pertama adalah bantuan peralatan seperangkat gamelan menyeluruh di kelurahan se-Kota Solo secara bertahap. Kemudian festival atau kirab budaya yang wajib dimiliki dan diadakan setiap kelurahan dan kecamatan," tutup dia. (adr)

(wd)