SOLO, solotrust.com - Pemkot Surakarta menyelenggarakan pembinaan penyuluhan bagi puluhan siswa pelajar Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan yang kedapatan melakukan tindak indisipliner. Kegiatan tersebut berlangsung di di Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, pada Rabu (14/11/2018).
Kepala Satpol PP Surakarta Sutardjo mengatakan, kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan kedisiplinan kepada pelajar di Kota Solo.
"Kita bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan Balai Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK), kita data siswa yang bermasalah, kemudian kita kumpulkan untuk dibina dan diberikan motivasi," kata Sutardjo saat ditemui solotrust.com di sela acara.
Sutardjo menuturkan, setelah memberikan penyuluhan pihaknya bakal melakukan evaluasi ke masing-masing sekolah untuk mengetahui dampak yang diberikan setelah dilakukan pembinaan.
"Seminggu ke depan akan kita evaluasi, kita datangi ke sekolah masing-masing bagaimana perkembangannya," ujar dia.
Bagi dia, jika belum ada perubahan perilaku terhadap siswa kurang disiplin maka pihaknya bakal mengundang para orang tua siswa untuk mengikuti penyuluhan tahap selanjutnya.
"Kalau masih belum bagus rencananya akan saya undang lagi bersama dengan orang tua. Karena karakter anak juga dibentuk oleh lingkungan, jadi orang tua perlu dimotivasi juga," papar dia.
Ia mengungkap, setiap kali melakukan operasi terhadap pelajar di Kota Solo, petugas Satpol PP setidaknya dapat menjaring hingga 20 orang pelajar. Jumlah itu dinilai relatif tinggi sehingga perlu ditekan.
"Saya kaget juga, banyak yang bolos, kebanyakan mereka kami temukan nongkrong di warung pada saat jam belajar, ketika ditanya petugas biasanya alasannya karena sudah ditutup pintu gerbang sekolahnya karena tidak bisa masuk, mereka memilih untuk nongkrong," terangnya.
Dijelaskan Sutardjo, jika upaya yang ia lakukan ini berjalan efektif maka program Satpol PP Peduli Pendidikan akan dijadikan percontohan bagi kota lain khususnya di wilayah provinsi Jawa Tengah. Karena dalam acara ini juga dihadiri langsung oleh Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Tengah.
"Kalau ini dinilai bagus bukan tidak mungkin nanti akan dikembangkan di kota lain dan Kota Solo menjadi percontohan," kata dia.
Adapun kegiatan tersebut diikuti sekitar 80-an orang pelajar dan guru Bimbingan Konseling dari 35 SMA/SMK di Kota Solo. Ke depan, pembinaan bakal dilakukan secara bertahap menyeluruh ke seluruh SMA/SMK se-Kota Solo.
Salah satu pemateri dalam penyuluhan adalah Psikolog Universitas Muhammadiyah Surakarta Soleh Amuni. Kepada para peserta Soleh memberikan motivasi agar pelajar lebih fokus untum mencari ilmu, memperbaiki dan mengembangkan diri.
"Saya memberikan motivasi ini dalam rangka merestorasi pelajar yang bermasalah," katanya.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Panitia Acara Satpol PP Peduli Pendidikan Pangarso Yuliatmoko menuturkan, kegiatan ini merupakan yang keempat kalinya diselenggarakan. Diharapkan kegiatan ini efektif menekan tingkat indisipliner yang dilakukan oleh pelajar
"Kegiatan ini pertama kami selenggarakan di SMK 2, kedua di SMA 2, ketiga SMK 7, ke empat di sini. Dalam kegiatan ini anak-anak dididik dan ditanamkan karakter disiplin. Hal ini berangkat dari banyak temuan pelajar bolos, meninggalkan pelajaran sebelum jam pulang, tidak masuk sekolah berkeliaran di jalanan, main game," ungkapnya.
Bagi Yuli, sapaan Pangarso Yuliatmoko, perilaku tidak disiplin pada pelajar dapat memicu pada tindakan lebih jauh kepada para pelajar. Bahkan, terburuknya pelajar dapat terpengaruh dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang, perkelahian pelajar, minum minuman keras.
"Kami antisipasi supaya hal itu tidak terjadi," tegasnya.
Menurutnya, pihak sekolah hanya bisa mengontrol aktivitas siswa ketika di lingkup sekolah, selepas dari sekolah, anak-anak sudah sulit dikontrol. Oleh sebab itu ia mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Satpol PP Surakarta dalam menekan dan membina para pelajar yang kedapatan membolos di jam sekolah.
"Tidak kita biarkan mereka larut dalam permasalahan, karakter anak Kota Solo ini sudah bagus, masa depan mereka harus diselamatkan," jelas dia.
Yuli menerangkan, diselenggarakannya kegiatan itu selama tiga kali belakangan telah memberikan dampak positif bagi pelajar. Menurut data sekolah, para pelajar yang sebelumnya kedapatan kurang disiplin kini berubah menjadi lebih disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Kegiatan ini menjadi hal positif bagaimana menjadikan masa depan anak lebih baik, bukan untuk menghukum anak, namun ini menjadi upaya Pemkot menjadikan masa depan anak lebih baik dan terjamin," tandas Yuli yang juga pengawas SMA/SMK di Surakarta. (adr)
(way)