SOLO, solotrust.com – Sejak masa kampanye dimulai pada 23 September 2018 lalu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surakarta melakukan pengawasan terhadap kampanye melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, pemasangan alat peraga dan kegiatan bentuk lain. Berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu tercatat kampanye dengan metode pertemuan langsung ada sebanyak 61 kegiatan.
Seperti disampaikan Koordinator Divisi Hukum, Data, dan Informasi Bawaslu Kota Solo, Agus Sulistyo, saat jumpa pers di Kantor Bawaslu Surakarta, pada Jumat (28/12/2018). Ia merinci dari 61 kegiatan itu terdapat pertemuan terbatas sebanyak 29 kegiatan, pertemuan tatap muka sebanyak 23 kegiatan dan kegiatan lainnya sebanyak 9 kegiatan antara lain blusukan ke pasar, jalan sehat, bazar murah, senam, dan lain sebagainya.
"Di samping pertemuan terbatas metode kampanye yang banyak dilakukan peserta pemilu adalah pertemuan tatap muka, yakni dengan menggelar kampanye di ruangan terbuka atau tertutup yang lokasinya strategis semisal gedung-gedung pertemuan," ujarnya
Kegiatan kampanye lainnya yang kerap dilakukan peserta pemilu masih dalam koridor perundang-undangan ialah dalam bentuk kebudayaan, kegiatan olahraga dan kegiatan sosial. Metode dalam bentuk-bentuk tersebut diyakini peserta Pemilu dapat efektif menarik simpati rakyat.
Di samping itu, Pemilu tahun 2019 untuk pertama kalinya akan memilih eksekutif dan legislatif dalam satu waktu bersamaan atau lazim dikenal dengan Pemilu 5 kotak. Fenomena ini menjadi perhatian khusus Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya potensi kerawanan yang cukup tinggi.
Ketua Bawaslu Surakarta, Budi Wahyono mengungkapkan, Indeks Kerawanan Pemilu 2019 di Kota Surakarta termasuk dalam kategori sedang dengan skoring 33,01 – 66 yang diukur melalui beberapa dimensi. Bawaslu melakukan pengawasan dan menilai tingkat kerawanan Pemilu sejak tahapan awal kampanye berlangsung 23 September 2018 lalu, atau selama 96 hari ini.
“Untuk Kota Surakarta tingkat kerawanan terendah di angka 43,55 dan tertinggi 57,57, secara keseluruhan di wilayah Karesidenan Surakarta IKP sedang, hal tersebut sama seperti waktu Pilgub lalu,” ungkap Budi. (adr)
(wd)