Ekonomi & Bisnis

Solo Halal Food Festival Disambut Positif, Edukasi Halal Akan Digencarkan

Ekonomi & Bisnis

23 Januari 2019 18:05 WIB

Solo Halal Food Festival.

SOLO, solotrust.com- Vitri Sundari, salah seorang pengusaha kuliner di Solo, gencar mengadakan edukasi makanan halal ke masyarakat. Salah satunya melalui event Solo Halal Food Festival di atrium Solo Paragon Mall beberapa waktu lalu.

Awalnya, wanita berhijab itu pesimis untuk menggelar edukasi halal secara terbuka di pusat perbelanjaan. Terlebih, ini menjadi acara terbesar perdana yang pernah diadakannya, dan rencananya akan menjadi edukasi halal tahunan. Tapi melihat animo positif masyarakat, pemilik Tsabita Halal Boga ini menyiapkan acara edukasi halal lanjutan dalam beberapa bulan ke depan.



"Karena basis kita di Solo, kita ingin Solo mendapatkan suatu edukasi lebih baik. Dan target kita sebanyak mungkin mengadaka proses edukasi tersebut, termasuk ke event-event seperti ini," ujarnya pada solotrust.com.

Menurut pengamatannya, ternyata banyak hal yang membuat masyarakat harus lebih selektif memilih makanan. Mulai membentuk suatu pemikiran bahwa peduli akan apa yang dikonsumsi dan bagaimana menyikapi soal halal ini. Untuk produsen makanan, juga harus memperhatikan pengurusan sertifikat halal.

Secara keseluruhan, pihaknya merasa senang melihat respon positif masyarakat soal halal. Sehingga bila selama ini lebih banyak melakukan edukasi di independen outlet, ke depan, edukasi halal akan diadakan di ruang publik sebab dinilai lebih menyerap perhatian.

"Kalau pertama kali ini mengangkat tema 'Halal itu Mudah', mungkin selanjutnya kita akan membuat tema 'Halal itu Keren'," imbuhnya. 

Selain melalui penyelenggaraan acara, pihaknya akan mengadakan tambahan bentuk edukasi edukasi baru, termasuk tabloid atau buletin. Informasi soal halal akan disebarkan melalui berbagai sarana dengan tujuan mempercepat proses sosialisasi halal itu sehingga menjadi kesadaran bersama.

Kurangnya pengetahuan masyarakat soal halal kemungkinan disebabkan informasi belum merata. Faktor lain adalah perbedaan persepsi tentang konsep halal. Bahwa halal itu tidak semata makanan yang tidak mengandung babi. Produk halal itu ada proses dan bahan-bahan yang harus diteliti.

Vitri yakin, setiap informasi terkait makanan halal bila diterima dengan baik akan muncul sebuah kesadaran. Bila menjadi kesadaran bersama maka akan menyenangkan bila makanan halal mudah didapat masyarakat.

Pihaknya berharap, pemerintah segera merealisaikan Undang-undang Nomor 33. Sehingga setiap produk yang beredar harus sudah mendapatkan jaminan halal. Bila ini diterapkan, berarti pemerintah memberikan suatu perhatian tentang makanan halal secara merata nasional, bukan hanya Solo.

Solo Halal Food Festival sendiri diadakan oleh Tsabita Halal Boga dan Maxs Event & Planner. Lebih dari 50 tenant berpartipasi memeriahkan festival kuliner halal yang diadakan selama 3 hari, Jumat-Minggu, 18-20 Januari 2019.

Tak hanya menyajikan kuliner halal, serangkaian acara juga diadakan untuk memeriahkan acara. Antara lain peluncuran buku berjudul Ketika Tsabita Bertasbih, demo memasak, hiburan lagu-lagu nasyid, penampilan para siswa TK, lomba story telling, lomba mewarnai, serta lomba ibu dan anak.

Para pengunjung dari kalangan pengusaha kuliner tampak antusias mengikuti bincang-bincang dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membahas sertifikasi halal untuk usaha kuliner. (Rum)

(wd)