SRAGEN, solotrust.com- Sebuah upaya untuk memindah rumah yang terancam hanyut dilakukan beramai-ramai di Desa Karanganyar Kecamatan Plupuh Sragen. Rumah tersebut direlokasi karena terancam hanyut, sebagian fondasinya sudah tergerus erosi Bengawan Solo.
Secara bersama sama dengan memikul struktur rumah delapan saka dan atap yang masih terpasang, warga bekerja bhakti menjauhkan rumah milik Saryono menjauh dari bibir sungai.
Rumah milik Saryono, di Dukuh Karang RT 12, Desa Karanganyar, Plupuh, Sragen terpaksa direlokasi dengan bantuan warga bersama Polsek Plupuh, tim Search And Rescue (SAR) yang dikoordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan perangkat desa setempat.
Rumah tersebut direlokasi karena terancam hanyut karena sebagian fondasinya sudah tergerus erosi Bengawan Solo. Relokasi dilakukan dengan melepas dinding rumah berupa gedek dan papan.
Genting rumah juga diambil sehingga tinggal menyisakan struktur rumah dan atap dengan delapan sakaguru. Struktur rumah tersebut diangkat beramai-ramai oleh puluhan warga dan dipindah ke lokasi yang jauh dari bibir sungai, yakni sekitar 30 meter.
Pemilik rumah Saryono sudah menggeser rumah sampai tiga kali ini karena tanah dan fondasi rumahnya selalu tergerus arus air Bengawan Solo. “Daripada hanyut ke Bengawan Solo, untuk antisipasi lebih baik digeser.” Tuutr Saryono.
Rumah itu dihuni empat orang, yakni Saryono, Muji, Eni Wijayanti, dan Kirana.
Karena rumah itu sudah menggantung di bibir Bengawan Solo, jika tidak direlokasi dikhawatirkan hanyut karena intensitas hujan tinggi. Tebing sungai yang tergerus arus air tersebut panjangnya 20 meter dengan ketinggian tebing 5-6 meter.
(wd)