Ekonomi & Bisnis

Dinas Pariwisata Solo Target Transaksi Rp 2 M di Bengawan Travel Mart 9

Ekonomi & Bisnis

20 Februari 2019 15:41 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com- Bengawan Solo Travel Mart (BTM) ke 9 telah digelar selama 3 hari, Minggu-Selasa, 17-19 Februari 2019, sebagai ajang promosi pariwisata kota Solo melalui pertemuan bisnis. Dari penyelenggaraan tersebut, Dinas Pariwisata Kota Solo menargetkan transaksi bisnis sebesar Rp 2 miliar.

"Diharapkan selama 3 hari ini antara seller dan buyer timbul transaksi. Ini target jangka pendek. Pengalaman tahun sebelumnya ada transaksi Rp 600an juta dan diikuti transaksi sebesar Rp 2,3 miliar sesudahnya," ujar Hasta Gunawan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo pada solotrust.com.



Menurutnya, BTM ini penting diadakan, sebab bila kota pariwisata tidak ada acara sama sekali maka tidak akan ada hubungan antara buyer dan seller. Hubungan ini sudah terbangun dan harus dibangun terus, tapi transaksi tetap ditarget agar jangan sampai sia-sia. Sebab ada dua hal penting dalam BTM yaitu kolaborasi para pemangku kepentingan sebagai modal dalam menjual kota Solo sebagai kota wisata, dan terjaganya hubungan antara seller dan buyer secara berkesinambungan.

"BTM ini diselenggarakan secara kolaborasi oleh ASITA, PHRI dan lain-lain untuk menjual Solo sebagai kota pariwisata secara bersama-sama, mulai dari cara penyelenggaaraan sampai cara jualan. Kolaborasi ini adalah modal dan kekuatan. Yang kedua, ada nilai lain yaitu terjaganya hubungan antara seller dan buyer yang selama ini memang sudah terhubung dan ada penghubung di beberapa kota. Oleh sebab itu hubungan antara buyer dan seller akan terbangun secara terus menerus dalam rangka mempertahankan kota ini menjadi tujuan pariwisata. Dua nilai inilah yang berada di balik nilai transaksi yang kita harapkan," paparnya.

Lebih lanjut Hasta menerangkan, terbangunnya kolaborasi internal dan terbangunnya hubungan antara buyer dan seller inilah sebenarnya maksud dari BTM yang berujung pada transaksi. Sebab menurutnya transaksi tidak datang tiba-tiba tapi karena cara menjual yang bagus. Untuk itulah BTM setiap tahun dilakukan, karena sebagai kota pariwisata Solo harus selalu memperbaiki, ada destinasi baru, ada peningkatan pelayanan bahkan ada manajemen baru yang perlu terus menerus diperkenalkan. Tidak hanya di kota Solo, beberapa destinasi juga ada yang baru termasuk yang berada di kabupaten sekitar seperti Karanganyar, Sukoharjo, dan lainnya. Destinasi baru tersebut antara lain Museum Tumurun, Ndalem Kopi, De Tjolomadoe dan lain-lain. Diharapkan, adanya destinasi baru in akan menjadi pengalaman-pengalaman baru bagi orang-orang baru.

"Kami selaku inisiator kegiatan ini tentu harus punya alasan sehingga BTM perlu terus ditingkatkan di samping kegiatan dinas yang lain. Maka kita akan memperbaiki destinasi dan melakukan sosialisasi," tuturnya.

Sebanyak 70 buyer berpartisipasi dari Makassar, Bali, Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Flores, Bojonegoro, Malang, Bandung, Semarang Surabaya, dan Lombok.  Dengan 50 seller dari Solo seperti hotel, destinasi wisata, bus pariwisata atau transportasi, oleh-oleh, restoran dan tempat hiburan. Selain perubahan desain logo BTM 2019 menjadi baru, inovasi lain yang dilakukan panitia adalah menginisiasi family trip ke destinasi menarik seperti Padepokan Keris Brojo Buwono dan Ndalem Gondosuli Laweyan. (rum)

(wd)