Hard News

Ribuan Warga Solo Gelar Salat Ghoib Bagi Korban Penembakan Selandia Baru

Jateng & DIY

21 Maret 2019 10:04 WIB

Ribuan umat muslim lakukan Salat Ghoib bagi korban penembakan Selandia Baru di Ponpes Az Zayadiyy, Lawayean, Solo, Rabu (20/3/2019) malam.

SOLO, solotrust.com - Dukungan bagi korban penembakan di dua masjid di Kota Chtistchruch, Selandia Baru pada 15 Maret lalu, terus mengalir dari berbagai pihak.

Di Indonesia, tepatnya di Kota Solo ribuan jamaah umat muslim dari tiga Majlis meliputi majlis Arrisalah, Majlis Jamuro dan Majlis Jamuri melaksanakan doa bersama di Pondok Pesantren Az Zayadiyy, Tegalayu, Bumi, Laweyan, Solo Rabu (20/3/2019) malam.



Doa bersama yang diikuti pimpinan ponpes, pengasuh serta santri itu diisi dengan berbagai prosesi doa seperti, jamaah salat isya, istighosah dan mujahadah, jamaah salat ghoib, serta mauidhoh hasanah.

"Ada sekitar 1.300 jamaah yang hadir. Ini bentuk dukungan terhadap peristiwa kemanusiaan, belasugkawa terhadap korban aksi penembakan di masjid di Christchruch, Selandia Baru. Semoga almarhum di terima di sisi Allah SWT Khusnul Khotimah mendapatkan maghfirah dan ditetapkan sebagai wafat syahid, dan bagi yang luka-luka segera disembuhkan" kata KH Dian Nafi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Mu'ayyad mewakili ketiga majlis.

Bagi pria pengasuh ponpes yang akrab disapa Gus Dian itu, Selandia baru termasuk negara yang tenang. Sementara pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa tersebut adalah jangan membiarkan hal yang terkait dengan kebencian menguasai kontrol terhadap diri.

"Kita harus mengasihi sesama. Pelajaran ini harus ditekankan oleh guru, pendidik, dan kyai," tuturnya.

Gus Dian ingin Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim, namun beragam suku dan budaya ini dikenal sebagai negara aman dan makmur. Oleh sebab itu diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk turut menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

"Peristiwa ini harus benar benar secara mendalam dijadikan pelajaran peranan diri kita sebagai warga menjaga kedewasaan hidup sebagai bangsa yang majemuk dan masyarakat yang Berbhinneka Tunggal Ika menggalakkan silaturahmi hubungan yang baik saling asah asih dan asor, serta apresiasi terhadap pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla sangat menjaga hal itu," pesan dia

Disinggung terkait terorisme yang selama ini lekat dengan Islam. Gus Dian menampiknya, ia menekankan bila Islam adalah agama yang bertentangan dengan terorisme, duduk permasalahan terorisme adalah bukan karena agama.

"Aksi terorisme itu bukan karena agama, tapi bisa karena ideologi, sentimen politik, kepentingan kelompok, dan dunia harus mengetahui duduk permasalahan terorisme," jelasnya.

Gus Dian berharap pihak berwenang setempat agar menegakkan hukuman seadil-adilnya bagi pelaku. Hal senada disampaikan Pimpinan Ponpes Az Zayadiyy, Gus Abdul Karim yang mengaku prihatin dan mengecam aksi penembakan itu.

"Saya sangat prihatin," tukas Gus Karim.

Sebagaimana ramai diberitakan, seorang pria berusia 28 tahun, Brenton Tarrant melakukan aksi tak berperikemanusiaan dengan melakukan penembakan menggunkan senjata api secara brutal di dua masjid, yakni Masjid Al Noor dan Masjid Linwood. Aksi keji itu menewaskan sedikitnya 50 orang dan puluhan lainnya luka-luka.

Duka Indonesia semakin mendalam, ketika warga negara Indonesia turut menjadi korban di dalamnya. Lilik Abdul Hamid harus menghembuskan napas terakhirnya. Sedangkan 2 WNI lainnya yang merupakan ayah dan anak menjadi korban luka. Ia adalah Zulfirmansyah bersama anaknya Overeos Oemar Syah.

Mirisnya, saat melakukan aksi tersebut, Tarrant juga mengunggahnya melalui siaran langsung di akun facebook pribadinya. Namun, tak berselang lama, aksi Tarrant diketahui Polisi yang mendapatkan laporan dan setelah menyerang Masjid Al Noor, Tarrant ditangkap saat akan meninggalkan lokasi menggunakan mobil. Sehari berselang pelaku yang telah menjadi tahanan langsung diadili. (adr)

(wd)