BOYOLALI, solotrust.com- Pemilihan umum (Pemilu) serentak 2019 tinggal beberapa hari lagi, namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui bagaiana cara mencoblos maupun membuka surat suara yang benar.
Hal ini terlihat, saat diadakan simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilu serentak 2019,di Dukuh Karanglor, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Dalam peragaan pemilu itu, sejumlah warga yang berusia diatas 50 tahun terlihat kesulitan membuka dan menutup kembali surat suara tersebut.
Dalam simulasi itu, nyaris tak ada bedanya dengan pelaksanaan pemilu. Di depan TPS ada papan informasi yang memadahi. Pemilih yang datang dan menyerahkan undangan atau KTP secara bergantian melakukan pencoblosan di bilik suara. Surat suara yang sudah tercoblos kemudian dimasukkan ke dalam lima kota suara sesuai dengan warna surat suara.
Pemilih yang sudah selesai tak lupa diminta menyelupkan jarinya kedalam tinta suara.
Komisioner KPU Boyolali, Siti Ulfa mengatakan, simulasi ini sangat penting untuk mengetahui secara pasti pelaksanaan pemilu April mendatang. Hal itu untuk memastikan pelaksanaan pemilu berjalan dengan benar dan lancar.
“PPS (Panitia Pemungutan Suara) akan paham dengan pengisian berbagai macam jenis form. Terutama pada KPPS (Kelompok Penyelengara Pemungutan Suara) tidak terjadi kesalahan dalam penulisan,” ujar Ulfa.
Begitu juga dengan waktu yang dibutuhkan pemilih dalam mencoblos juga sangat penting untuk dijadikan acuan pelaksaan pemilu di Boyolali. Dimana, setiap pemilih membutuhkan waktu antara 3-5 menit untuk mencoblos.
Bahkan ditemukan ada sejumlah pemilih yang sudah lanjut usia butuh waktu hingga 10 menit untuk mencoblos. Hal itu menjadi temuan KPU untuk dilakukan evaluasi supaya pelaksanaan pencoblosan berjalan lancar.
“Dalam hal pelipatan juga kita ketemukan masih ada kekeliruan, terutama bagi Manula (Manusia Lanjut usia),” kata Ulfa.
Ia mengatakan, KPU dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk penyelenggaran pemilihan. Mulai dari pemungutan hingga penghitungan suara. Makanya, KPU Boyolali juga mengajak seluruh panitia pemilihan kecamatan (PPK) di 19 kecamatan untuk hadir dalam simulasi ini.
“Setelah simulasi ini, kami akan adakan Bimtek (Bimtek) kepada PPK. Yang kemudian PPK akan menurunkan ke PPS dan KPPS," pungkasnya.(Jaka)
(wd)