Pend & Budaya

Prodi Sastra Daerah UNS Gelar Lomba Macapat Tingkat Nasional

Pend & Budaya

27 Maret 2019 14:41 WIB

Salah seorang peserta lomba tembang Macapat tingkat nasional di UNS, Solo, Selasa (26/3/2019).

SOLO, solotrust.com - Untuk membangun karakter bangsa Indonesia, Program Studi (Prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar lomba macapat tingkat nasional yang diselenggarakan pada Selasa (26/3/2019).

Pelaksanaan lomba macapat dibagi menjadi dua tempat, yakni di Ruang Seminar Gedung III dan Laboratorium Karawitan Gedung IV FIB UNS.



Afik Putra, salah seorang mahasiswa Prodi Sastra Daerah UNS menerangkan, dalam lomba macapat tingkat nasional tahun ini, Prodi Sastra Daerah UNS mengangkat tema "Sumbangan Bahasa, Sastra, dan Budaya dalam Membangun Karakter Mahasiswa dan Generasi Muda”.

"Tema tersebut diangkat karena dalam perkembangan jaman yang semakin mengarah ke dunia digital diperlukan adanya pembangunan karakter bagi insan muda tanah air, khususnya bagi kalangan mahasiswa, melalui kebudayaan tradisional Indonesia, terutama budaya Jawa," terang Afik kepada solotrust.com di sela-sela kegiatan

Lomba ini diikuti sebanyak 46 peserta dari berbagai perguruan tinggi tanah air, mereka bersaing dalam memperebutkan juara lomba macapat tingkat nasional ini. Para peserta itu diantaranya, Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, serta STKIP PGRI Ponorogo.

Afik sebagai mahasiswa berharap dengan adanya lomba macapat ini para generasi muda dapat lebih memahami dan mencintai budaya-budaya lokal, khususnya budaya Jawa.

"Saya berharap generasi muda semakin memahami dan mencintai budaya yang kita punya. Jangan sampai kita sebagai generasi muda khususnya orang Jawa tidak tahu apa itu macapat. Padahal hal itu sangat penting sebab itu adalah warisan leluhur bangsa kita. Bila kita tidak melestarikan warisan leluhur sama saja kita menginjak-injak negara kita sendiri," harap Afik.

Sementara itu, salah seorang peserta asal STKIP PGRI Ponorogo, Arin Dwi Handayani mengaku, bahwa dalam lomba macapat kali ini ia sempat mengalami kesulitan dalam penampilannya. Pasalnya, selama tampil ia tidak diiringi oleh alat musik gamelan.

Namun, Arin mampu membawakan tembang Dhandanggula serta tembang Sinom laras pelog itu dengan apik meski hanya sempat berlatih sebanyak 3 kali saja.

"Saya berlatih hanya 3 kali saja, optimis," kata Arin. (adr)

(wd)