Hard News

Sempat Buat Status Ingin Bertemu Presiden, Seorang Pengawas TPS di Solo Gugur

Jateng & DIY

30 April 2019 18:06 WIB

Mela Siti Mailkah sat memegang foto suaminya alm. Agung Nugroho.

SOLO, solotrust.com- Perjuangan Agung Nugroho dalam menyukseskan pesta demokrasi memang patut diacungi jempol. Meski menderita leukimia, tidak menyurutkan dirinya menjadi pengawas TPS 21 Karangasem, Laweyan, Solo .

Namun nasib memang berkata lain, ia akhirnya gugur di usia 31 tahun karena raga tak lagi mampu menahan penyakit kanker darah yang sudah sampai stadium akhir. Sebelum meniggal, almarhum sempat membuat status ingin berjumpa dengan presiden.  



Rumah duka almarhum yang berada di RT 03 RW 04 Kelurahan Karangasem, Laweyan, Solo mulai didatangi pelayat pada Selasa (30/4/2019) siang.

Mela Siti Mailkah istri dari almarhum juga tampak menyalami para pelayat yang datang. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai salah satu staff TU di SMP Muhammadiyah 1 Simpon tersebut mengaku sudah ikhlas dengan kepergian sang suami. Namun meski mencoba tegar dari rasa duka, namun ia ta kuasa harus meneteskan air matanya saat menceritakan almarhum suaminya saat bertugas sebagai Pengawas TPS. 

“Sebelumnya suami saya itu sudah sakit kurang lebih satu tahun ini sakit leukimia.” Tutur Mela.

Dirinya bercerita, pada Kamis (18/4) usai mengawasi pelaksanaan proses pencoblosan, almarhum Agung Nugroho sempat menulis status bahwa almarhum ingin bertemu presiden di akun whatsapp pribadinya.  

“Setelah bertugas Panwas beliau membuat status siapapun presidennya dia ingin bertemu dan ingin bilang jangan sampai diulangi pemilu seperti ini.” Ungkap istri almarhum sembari meneteskan airmata.

Sang istri menyampaikan bahwa almarhum di vonis menderita kanker darah sejak setahun yang lalu, kemudian kondisi almarhum semakin drop pada Januari 2019, karena ada kenaikan leukosit. Dokter sempat menyarankan almarhum harus melakukan kemoterapi induksi untuk menghilangkan sel-sel kanker yang menggerogoti dirinya,  namun almarhum menolak.  

Sebenarnya pada waktu pemilu berlangsung kondisi almarhum masih stabil, namun diduga karena kelelahan  setelah menjadi Pengawas TPS, fisik almarhum kembali menurun, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir, dengan meninggalkan seorang istri dan seorang putra yang masih berusia 5,5 tahun.  (daw)

(wd)