SOLO, solotrust.com - Kebutuhan komoditas pangan kolang-kaling yang menjadi salah satu bahan penting dalam es buah, es campur, dan jenis es bersirup lain mulai meningkat di bulan puasa.
Salah seorang pedagang di Pasar Legi Solo, Sri Miyati (63) mengatakan, penjualan kolang-kaling mengalami penjualan hampir 2 kali lipat di awal bulan puasa ini.
"Kolang kaling penjualan per- hari 5 sampai 7 ton, kalau hari biasa tidak habis 4 ton," tuturnya saat ditemui awak media di kiosnya di Pasar Darurat Pasar Legi, Rabu (8/5/2019).
Menurutnya, seiring banyaknya permintaan kolang-kaling, maka harga pun turut naik. Saat ini kolang-kaling dijual senilai Rp 15 ribu per- kilogram untuk eceran. Padahal harga sebelum bulan puasa di kisaran Rp 10 ribu - Rp 11 ribu per- kilogram.
Untuk pasokan sendiri, pihaknya mengaku mengambil dari kota-kota di luar Solo, seperti Medan, Tasik, Garut, dan Bengkulu. Ia mengeluhkan pasokan agak telat untuk kolang-kaling, namun tidak mempengaruhi penjualan. Setiap hari pasokan bisa diperoleh. Misalnya pasokan dari Garut dan Tasik biasanya 7-8 ton per hari.
"Yang disenengi pembeli yang dari Medan karena ukuran kolang-kalingnya besar-besar. Kalau yang dari Tasik biasanya dipakai untuk wedang ronde karena ukurannya lebih kecil," jelasnya.
Sedangkan komoditas lain yang juga menjadi bahan untuk es, seperti janggelan juga mengalami peningkatan permintaan. Ia mengaku di awal sampai pertengahan bulan puasa bisa habis antara 200-250 blek saking banyaknya permintaan.
Adapun harga jual di kisaran Rp 32 ribu - Rp 33 ribu per kaleng. Dimana harga tersebut naik dibanding tahun lalu yang hanya Rp 30 ribuan. Untuk harga eceran ia mematok Rp 3 ribu saja.
Sedangkan rumput laut dijual di harga Rp 45 per kg. Dimana harga tersebut lebih tinggi dibanding hari biasa yang berkisar Rp 40 ribu. Hampir sama dengan kolang-kaling, bahan ini juga agak telat pasokannya karena cuaca hujan. (Rum)
(wd)