Hard News

Dirjen Kekayaan Negara Kunjungi Terminal Tirtonadi

Jateng & DIY

23 Mei 2019 10:42 WIB

Terminal Tirtonadi Surakarta.

SOLO, solotrust.com – Direktur Jendral Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Isa Rachmatarwata meninjau infrastruktur Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta untuk mematangkan rencana pengembangan Transport Oriented Development (TOD). Sebab, pemerintah sudah beberapa kali menggelar lelang masih gagal menggaet investor.

TOD merupakan konsep perencanaan kota dengan mengembangkan pembangunan berorientasi transit untuk memaksimalkan jumlah tempat tinggal, bisnis, rekreasi yang dijangkau hanya dengan jarak berjalan kaki dari transportasi umum.



”Beberapa waktu lalu ada komunikasi antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangangan untuk implementasi lebih lanjut bagaimana mengelola dan mengembangkan terminal dengan melibatkan pihak swasta, rencananya dikembangkan transport oriented development (TOD) di mana ada sarana prasarana transportasi terintegrasi dengan publik space,” kata Isa kepada solotrust.com di sela peninjauan.

Menurut utusan Menteri Keuangan itu, Tirtonadi memiliki prospek yang tinggi untuk dikembangkan menjadi sebuah pusat aktivitas masyarakat yang menghubugan sarana prasarana moda transportasi dengan ruang publik, konsep tersebut diyakini dapat menambah daya tarik pariwisata Kota Solo. Dua kementerian bakal menggodog konsep lebih matang agar mendapatkan investor untuk realisasi TOD.

”Dari yang saya lihat ini sangat prospektif sekali apabila ke depan ditata dan dikelola lebih baik, ada sky bridge, di depan terminal ada wisata air bendung karet, ada patung keris. Kemarin dua kali lelang gagal, kita lihat permasalahannya dengan berkomunikasi dengan calon investor, supaya tahu apa yang diharapkan, apakah dari struktur fisik atau dari segi investasinya,” beber dia.

Sementara itu, Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta, Joko Sutriyanto menyampaikan, sebagaimana master plan yang telah disusun bahwa kompleks terminal seluas 3 hektare bakal dimanfaatkan untuk membangun sebuah gedung pusat perbelanjaan, perkantoran dan perhotelan setinggi lima lantai yang terintegrasi dengan moda transportasi. Namun, proyek yang dilelang pemerintah senilai kurang lebih Rp 150 Miliar kurang begitu diminati calon investor. Untuk itu, pemerintah pusat bakal mengkaji ulang struktur bangunan dan nilai investasi.

”Ada beberapa calon investor yang sudah datang, mereka juga sudah melihat nilai investasi dan sebagainya, tapi sampai sekarang belum ada yang tertarik. Kemungkinan pertama, karena merasa berat dari segi keuangan. Kedua, calon investor mempertanyakan pintu masuk bus, pintu pengantaran, pintu penjemputan, katanya (calon investor) secara bisnis harus satu pintu aksesnya, misalnya dari depan, tetapi konsepnya kan dari awal untuk mempermudah transportasi agar lancar antara penumpang dan pengantar. Sehingga perlu evaluasi dan kajian ulang secara fisik strukturnya semisal diganti dua lantai atau tiga lantai, tapi untuk detailnya pusat yang menentukan,” papar Joko. (adr)

(wd)