Hard News

Periode Lebaran 2019, Kenaikan Penumpang Pesawat Diprediksi 5%

Jateng & DIY

29 Mei 2019 16:59 WIB

Bandara Adi Soemarmo.

BOYOLALI, solotrust.com - Jumlah kedatangan penumpang periode Lebaran 2019 pengguna moda transportasi udara yang mendarat di Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Solo - Boyolali diprediksi mengalami penurunan pada tahun ini.

General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Abdullah Usman menyampaikan, untuk Lebaran kali ini diprediksi kenaikan penumpang hanya sekitar 6-7 persen dari hari biasa. Jumlah tersebut tidak seperti tahun lalu dimana kenaikan mencapai 12 persen.



"Prediksi saat ini mungkin arus balik dan mudik naik sekitar 5-6 persen dibanding hari biasa. Tapi tidak masalah, tetap akan kami layani penumpang penerbangan di Adi Soemarmo," ujarnya pada solotrust.com, Selasa (27/5/2019).

Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain harga tiket pesawat dan fasilitas jalan tol dari pemerintah. Menurutnya, harga tiket pesawat cukup mahal terlebih menjelang hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. Selain itu, fasilitas jalan darat seperti tol sudah bagus dan masyarakat cenderung memilih jalur darat.

Pihaknya memprediksi puncak arus mudik dengan moda transportasi udara akan terjadi mulai hari Jumat (31/5/2019). Untuk mengantisipasi pemudik, pihaknya telah menyiapkan Posko Terpadu di lobi terminal keberangkatan serta menambah jumlah personel keamanan dari biasanya 10 orang menjadi 20 orang.

Adapun untuk penerbangan ekstra atau extra flight periode Lebaran kali ini, diketahui baru satu maskapai yang mengajukan, yaitu Batik Air. Penerbangan Extra flight ini hingga tanggal 14 Juni 2019. Extra Flight Batik Air akan menggunakan pesawat Type A-320 dengan kapasitas 156 seat, dengan jadwal terbang pukul 07.10 WIB.

“Hingga saat ini, maskapai penerbangan yang mengajukan Extra Flight adalah Batik Air dengan tujuan Solo – Halim Perdanakusuma – Solo," jelasnya.

Kata Usman, turunnya pengajuan extra flight untuk angkutan lebaran tahun ini dibanding tahun lalu disebabkan penurunan jumlah penumpang yang datang dan pergi dari Bandara Adi Soemarmo. (Rum)

(wd)