Hard News

Lebaran Pertama, Kebakaran Timpa Dua Rumah di Solo

Jateng & DIY

6 Juni 2019 10:50 WIB

Rumah Heru Santosa, warga Jagalan RT.01 RW.15, Jebres ludes dilahap si jago merah, Rabu (5/6/2019).

SOLO, solotrust.com – Lebaran hari pertama petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta disibukkan dengan dua insiden kebakaran, pertama di kediaman Sunarmin di Banyuanyar, yang kedua merupakan rumah milik Heru Santosa di Jagalan. Kedua insiden itu tidak menelan korban jiwa.

Kepala Damkar Surakarta Gatot Sutanto menerangkan, kejadian kebakaran di rumah Sunarmin tepatnya berada di Jalan Taruma Negara Utama RT.01 RW. 06 Banyuanyar, Banjarsari, timur SMKN 9 Surakarta. Peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 09.25 WIB disebabkan hubungan pendek arus listrik pada AC Portable.



"Terjadi korsleting pada sebuah AC portable, lalu muncul titik api, terbakar kemudian api merembet ke sebuah lemari kayu yang berada didekatnya," ujar dia kepada wartawan.

Mendapati laporan kejadian itu, petugas Damkar yang memang telah disiagakan selama masa lebaran langsung meluncur ke lokasi, tak berselang lama, titik api langsung dapat dipadamkan sehingga tidak menghanguskan bagian rumah lainnya. Pada saat itu, Sunarmin dan keluarganya sedang berada di rumah, sehingga kejadian itu cukup membuat shock orang seisi rumah. Akibat kejadian itu Sunarmin mengalami kerugian berkisar Rp 5 juta.

”Kondisinya ada orang di rumah jadi langsung dapat ditangani dan api membesar dapat segera dicegah,” jelasnya.

Usai menangani insiden itu, pada pukul 10.15 WIB tim gajah merah kembali harus berjibaku dengan jilatan si jago merah yang menghanguskan rumah milik Heru Santosa, warga Jagalan RT.01 RW.15, Jebres. Informasinya rumah tersebut dimanfaatkan untuk industri pembuatan martabak. Rumah tersebut merupakan bangunan semi permanen dengan luas 150 meter persegi itu berbahan dasar anyaman bambu dan kayu sehingga api dengan cepat menjalar ke seluruh isi rumah.

Diduga kebakaran terjadi karena hubungan pendek arus listrik, sebab warga sekitar mengaku melihat percikan api dari dalam rumah. Berbeda dengan kasus Sunarmin, kali ini rumah dalam kondisi kosong sehingga barang milik penghuni tak dapat diselamatkan.

”Penghuni sedang tidak di rumah, jadi dalam kondisi kosong, laporan juga sedikit terlambat, rumah berbahan gedeg dan gebyok, sehingga api juga cepat sekali menjalar,” bebernya.

Namun, petugas Damkar sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan pemadaman supaya api tidak menyambar ke bangunan-bangunan di sekitarnya. Kondisinya saat petugas tiba di lokasi kejadian api sudah membesar. Akibat kejadian ini pemilik ditaksir mengalami kerugian mencapai Rp 70 Juta.

"Tingkat kebakaran mencapai 90 persen,” kata dia.

Kata salah seorang petugas Linmas, Prihatin, menyebut bila api sudah terlanjur membesar saat warga melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Damkar. Sebagaimana arahan Damkar bila warga diimbau untuk tetap waspada dan saling menjaga terlebih rumah dalam kondisi kosong dan bagi penghuni apabila hendak meninggalkan rumah dipastikan alat-alat elektronik dimatikan. (adr)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya