SOLO, solotrust.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menambahkan tiga Guru Besar dari Fakultas Teknik (FT). Ketiga Guru Besar tersebut yaitu Prof. Yusep Muslih Purwana sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil, Prof Cucuk Nur Rosyidi Bidang Teknik Industri dan Prof Triyono Bidang Ilmu Teknik Mesin.
Baca juga:
UNS Tambah Guru Besar dari Fakultas Pertanian dan FMIPA
Pidato pengukuhan tiga Guru Besar tersebut akan dilaksanakan pada Selasa (25/6/2019) di Auditorium G.P.H Haryo Mataram UNS. Prof. Yusep Muslih Purwana merupakan Guru Besar FT UNS ke-8 dan ke-199 di UNS. Lalu Prof Cucuk Nur Rosyidi merupakan Guru Besar FT ke-9 dan ke-200 UNS dan Prof Triyono Guru Besar FT UNS ke-10 dan ke-201 di UNS.
Dalam pengukuhan guru besar, Prof. Yusep Muslih Purwana akan menyampaikan pidato dengan judul Peran UNS dalam Pengembangan Gedung dan Insfrastruktur Melalui Karakterisasi Lapisan Bawah Permukaan Tanah Kota Surakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Yusep akan menyampaikan tentang pentingnya informasi mengenai lapisan bawah permukaan tanah, sebab stabilitas suatu bangunan akan sangat bergantung pada kekuatan pondasi yang menopang.
Sedangkan kekuatan pondasi sangat bergantung pada kekuatan lapisan bawah permukaan tanah. Dengan demikian informasi kondisi lapisan bawah permukaan tanah menjadi salah satu faktor penentu dalam pemilihan jenis pondasi (dangkal atau dalam) dan dimensi pondasi (lebar dan kedalaman).
Menurut Yusep, idealnya dasar suatu pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah keras dan stabil. Dalam dunia teknik sipil, perancangan suatu pondasi minimal harus memenuhi dua kriteria, yaitu Pondasi harus aman terhadap bahaya keruntuhan dan Pondasi harus aman terhadap penurunan yang berlebihan dan differential settlement.
Penelitian ini dilakukan di 600 titik di Kota Surakarta, dirinya bertujuan untuk memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan tentang lapisan bawah permukaan tanah di Kota Solo. Dengan begitu, apabila ada pihak yang memerlukan informasi terkait, maka tidak perlu mencari ke tempat lain, mereka cukup datang saja ke UNS karena seluruh data-data tersebut tersedia di sini.
”Kita ingin tahu tanah keras Surakarta di mana saja. Berkaitan kegempaan, respons bangunan akan gempa sangat tergantung dengan lapisan permukaan, potensi likuifaksi. Gali pondasi harus di atas kedalaman 3 meter, kedalaman muka air tanah pada 3-10 meter. Menggambarkan ada tidak di Surakarta yang berpotensi likuifaksi, targetnya 600 titik karakteriatik lapisan tanah Kota Surakarta, sudah melakukan penelitian di 60 titik dan tidak ada potensi likuifaksi,” ujar Yusep dalam jumpa pers di rumah makan ikan goreng Cianjur, Jalan Slamet Riyadi, Timuran, Banjarsari, Surakarta, Kamis (20/6/2019).
Sedangkan Prof Cucuk Nur Rosyidi akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Make or Buy Decision dan Perbaikan Kualitas Produk di Era Ekonomi Melingkar.
Prof Cucuk mengatakan, sebelum sebuah produk sampai ke tangan kita, maka produk tersebut melewati beberapa tahap sebagai bagian siklus hidup produk tersebut, antara lain tahap perancangan produk dan tahap manufaktur.
Pada tahap perancangan, seorang perancang produk harus menentukan dimensi dan toleransi pada satu atau beberapa karakteristik kualitas penting dari sebuah produk. Karakteristik kualitas tersebut dikenal dengan nama karakteristik kunci yang kemudian harus ditentukan prioritasnya untuk dikendalikan pada tahap manufaktur.
Toleransi menjadi penghubung dua tahapan dalam siklus hidup produk tersebut. Toleransi yang ketat menyebabkan tingginya biaya manufaktur dan rendahnya biaya kualitas sedangkan toleransi yang longgar menyebabkan rendahnya biaya manufaktur dan tingginya biaya kualitas.
"Perusahaan kemudian harus menentukan komponen mana yang dibuat sendiri dan komponen mana yang harus dialihdayakan ke pemasok. Pengambilan keputusan membuat sendiri atau membelinya dari pemasok tersebut dikenal sebagai make or buy decision, kualitas dan kepuasan pelanggan diperlukan komitmen perusahaan dan pemasok, arahnya adalah mempertahankan nilai produk dan efisiensin baik dalam penggunaan bahan baku maupun energi apalagi dikatkan dengan isu lingkungan," papar dia.
Kemudian Prof Triyono akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Pengembangan Sambungan Las Logam Tak Sejenis (Dissimilar Metals Weld) Guna Optimasi Struktur Teknik.
Prof Triyono mengatakan bahwa proses pengelasan logam merupakan salah satu proses produksi logam yang sangat populer di masyarakat dan hampir semua orang pernah melihat dan memanfaatkan proses tersebut, misalnya untuk menyambung logam yang akan dipakai sebagai pagar rumah atau kanopi.
“Jika logam yang dilas sama jenisnya, kedua logam tersebut mudah untuk disatukan dengan sambungan las karena sifat-sifat kedua material tersebut sama, baik sifat fisik, mekanik dan termal. Namun, jika logam yang dilas berbeda jenisnya, proses pengelasan akan mengalami kesulitan dan permasalahan karena adanya perbedaan sifat fisik, mekanik dan termal,” terang Prof Triyono.
Prof Triyono mencontohkan, sambungan las aluminium dengan baja adalah sulit untuk dilakukan karena perbedaan sifat-sifat kedua material, seperti temperatur cair, konduktivitas termal, kelarutan padat kedua material dan lain-lain.
"Dalam pengelasan, welding is like wedding. Misal sama sukunya kan sama materialnya, tapi kalau beda kan seakan akan seperti pernikahan antar suku. Kalau material pager baja dan baja dipanaskan sampai 1400 derajat celcius keduanya mencair, kalau alumunium sama baja, alumunium 660 derajat celcius sudah cair. Sehingga alumunium sudah cair, bajanya belum cair, saya kembangkan metode menghubungkan dua metal itu, sejak tahun 2002 saya menjalaninya, salah satunya adalah metode las gesek aduk, diperlukan sumber panas lain seperti laser atau plasma," ungkap dia
"Di bidang transportasi, material mobil jika menggunakan alumunium akan semakin ringan dan untuk efisiensi bahan bakar, kekuatan alumunium 1/3 dari baja, akan tetapi resikonya jika ada benturan lebih mudah rusak," pungkas Triyono. (adr)
(wd)