Pend & Budaya

Ngluruk Kota Solo, Sanggar Bambu Yogyakarta Pamerkan 193 Karya Seni Rupa

Budaya

2 Juli 2019 10:24 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com - Pameran seni rupa bertajuk Mangayun - Ayun digelar dalam rangka memperingati eksistensi 60 Tahun Sanggar Bambu Yogyakarta, di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kentingan, Jebres, Surakarta.

Baca juga: Prodi Seni Rupa UNS Akan Gelar Pameran Seni Rupa Internasional



"Sanggar Bambu sendiri berdiri sejak 1 April 1959. Kegiatan pameran seni rupa ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 60 tahun eksistensi Sanggar Bambu dalam berkarya," Ketua Sanggar Bambu, Totok Buchori, saat ditemui solotrust.com di sela acara Senin (1/7/2019).

Dalam kesempatan pameran seni rupa yang digelar mulai Minggu (30/6) hingga Sabtu (6/7) tersebut, Sanggar Bambu memamerkan sebanyak 193 karya seni rupa.  

"Pameran ini diikuti oleh 193 perupa yang masing - masing menampilkan 1 karyanya. Dari Bali, Palembang, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Probolinggo,  Pasuruan, Malang, Bojonegoro, Gresik, Surabaya, Madiun, Pati, Kudus, Sukoharjo, Solo, Klaten, Boyolali, Salatiga, Ungaran, Cilacap, Bandung, Tangerang, Bogor, Cirebon da  Bekasie," tambah Totok.

Lebih lanjut, Totok Buchori mengatakan, acara 60 Tahun Sanggar Bambu tersebut bukan hanya diisi dengan pameran seni rupa, akan tetapi juga dimeriahkan dengan pementasan teater kolosal yang diselenggarakan pada bulan Mei lalu, termasuk dengan acara kesenian lainnya.

"Tidak hanya diperingati dengan pameran seni rupa, sebelumnya kami juga menggelar acara kesenian lainnya, termasuk pentas teater kolosal dengan lakon Ronggolawe Makar, yang digarap oleh lima sutradara, pada 18 Mei lalu. Karena meskipun didirikan oleh seniman seni rupa, namun Sanggar Bambu ini dalam perkembangannya mewadahi beberapa seniman dengan berbagai disiplin seni, ada seniman film, teater, pemusik, sastrawan dan penari," jelasnya.

Selain sebagai ruang berkesenian dan ajang eksistensi pertunjukan karya, Pameran Seni Rupa Mangayun - Ayun itu sendiri, lanjut Totok, sengaja di gelar sebagai wadah silaturahmi antar perupa.

"Dalam acara ini kita juga mengajak silaturahmi antar perupa. Dengan kegiatan ini, Sanggar Bambu sebagai wadah kesenian dan kebudayaan, yang marwahnya itu pendidikan nonformal di luar sekolah, bisa memberikan ruang untuk kegiatan berkesenian," pungkas Totok. (Kc)

(wd)