SOLO, solotrust.com – Pada upacara peringatan Hari Anti Narkotka Internasional 2019 di Halaman Balai Kota, dilakukan peluncuran Batik Anti Narkoba sebagai sebuah upaya pendekatan seni dan budaya untuk memerangi bahaya narkoba, yang diciptakan oleh Idha Jacinta.
Baca juga: Optimalkan Pencairan Hibah, Keraton Surakarta Didorong Perjelas Struktur Bebadan
Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo yang pada kesempatan itu memimpin jalannya upacara, selain menjadi inspektur, Wawali juga mendapat kehormatan mencanting pertama Batik Anti Narkoba diikuti sejumlah pemangku kepentingan terkait lainnya.
Wawali mengatakan, Batik Anti Narkoba merupakan batik dengan pesan khusus. Motif dan ornamennya mengandung pesan-pesan, nilai – nilai, dan ajaran luhur untuk melawan narkoba.
“Dalam sejarah, para raja sering menyampaikan pesan politik, edukasi, nilai, perasaan, melalui motif-motif batik, jadi ini bagus sekali diciptakan batik ini,” ujar Wawali kepada solotrustcom usai kegiatan upacara.
Sementara itu, Second Vice Presiden Lion Club Solo Mustika 2019 – 2020 sekaligus pencipta Batik Anti Narkoba, Idha Jacinta mengatakan, batik tersebut diciptakan bukan sekedar sebagai kain batik bercorak indah dan menawan. Batik tersebut juga menyimbolkan keseriusan dalam pemberantasan dan kelembutan dalam penanganan.
“Batik Anti Narkoba adalah batik sebagai media pembelajaran yang menyampaikan pesan-pesan anti narkoba, batik adalah simbol keseriusan dan kelembutan, jadi menggambarkan bagaimana kita harus serius menangani masalah narkoba yang sudah akut di Indonesia, sedangkan para korban narkoba adalah jiwa-jiwa yang sangat menderita sehingga harus ditangani dengan lembut,” kata Idha.
Sedangkan filosofi dari motif dan ornamen dalam Batik Anti Narkoba meliputi, gambaran pil ekstasi, sabu-sabu dan jarum suntik di mana setiap motifnya ditaruh di dalam lingkaran dan diberikan tanda silang yang memiliki arti berbahaya dan wajib dihindari.
Tulisan “No Drug” pada batik tersebut menyimbolkan seruan untuk menolak narkoba, sementara itu terdapat gambar bunga mekar yang melambangkan bahwa generasi muda yang tidak menggunakan narkoba mempunyai masa depan yang cerah dan dapat menggapai cita-citanya.
Baca juga: Utusan Keraton: Bebadan Sudah Terbentuk, Dokumen Akan Diserahkan Lebih Formal
“Selain itu masih ada yang lainnya dengan filosofi masing-masing seperti pita anti narkoba, mega mendung yang memiliki arti setiap manusia harus meredam amarah, batik truntum simbol cinta dan kasih sayang, dan warna utama dari Batik Anti Narkoba ini adalah hijau tosca, hitam, coklat sogan dan putih gading,” pungkas dia. (adr)
(wd)