SOLO, solotrust.com - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022, Prof. Wimboh Santoso resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar tidak tetap di bidang Ilmu Manajemen Risiko pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Dalam pidato pengukuhan di Auditorium G.P.H Haryo Mataram UNS, Kentingan, Jebres, Solo, Senin (26/8/2019). Prof. Wimboh menyampaikan pidato dengan judul Revolusi Digital: “New Paradigm” di Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Menurutnya, judul pidato ini secara implisit memberikan gambaran bagaimana pesatnya kehadiran teknologi yang telah merevolusi gaya hidup masyarakat ke arah budaya digital yang mengakibatkan terjadinya pergeseran di tatanan ekonomi dan landscape sektor jasa keuangan yang akan menimbulkan distorsi dalam masa transisinya.
Di satu sisi, kehadiran teknologi ini memberikan peluang menjadi solusi bagi peningkatan daya saing ekonomi dan terbukanya akses keuangan masyarakat, namun di sisi lainnya dapat menimbulkan potensi risiko teknologi yang besar terdapat potensi risiko yang dapat mendisrupsi ekonomi dan stabilitas sektor jasa keuangan apabila kita tidak cepat dan antisipatif merespons-nya. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi, khususnya penetrasi internet dan smartphone telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.
“Sehingga diperlukan pendekatan baru dalam melihat proyeksi ekonomi dan potensi risikonya terhadap stabilitas sistem keuangan serta perlindungan konsumen. Fenomena ini dimanfaatkan oleh para enterpreneur sebagai peluang bisnis. Era digital kini telah merasuk di segala sendi kehidupan masyarakat terutama kaum milenial di berbagai bidang aktivitas sehari-harinya, seperti bidang perdagangan, transportasi, pendidikan dan kedokteran,” kata Prof. Wimboh saat pidato pengukuhan.
Dalam konteks di Indonesia misalnya, laporan dari McKinsey tahun 2018 dan survei APJII tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 265 juta penduduk di Indonesia, 178 juta merupakan pengguna telepon seluler, 171,17 juta merupakan pengguna internet dan 130 juta merupakan pengguna media sosial aktif.
Oleh sebab itu, melalui keahliannya di bidang manajemen risiko, Wimboh yang baru saja dikukuhkan menjadi guru besar tidak tetap di UNS berharap dapat berkontribusi dalam mengedukasi serta memberdayakan masyarakat khususnya terkait dengan bagaimana agar akselerasi inklusi keuangan yang dihasilkan dari adanya teknologi keuangan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Upaya - upaya antisipatif yang dapat dilakukan seperti peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh perguruan tinggi, disebutkannya hal itu mampu menghindarkan masyarakat dari aspek negatif di sektor keuangan seperti pinjaman illegal, investasi bodong dan lain sebagainya.
“Untuk menghadapi tantangan besar bagi perguruan tinggi di era revolusi digital yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang, maka sudah seharusnya menjadi konsen dari pemerintah, pimpinan perguruan tinggi maupun civitas akademika untuk melakukan perubahan dalam proses pengajaran dan pembelajaran sebagai dampak dari revolusi digital,” ucap dia.
Lebih jauh, Wimboh menjelaskan, adanya revolusi digital telah memungkinkan delivery dari pendidikan disampaikan secara online yang saat ini telah banyak diadopsi dalam bentuk massive open online courses dan distance learning.
“Penggunaan technological based-teaching and learning methods tersebut dapat berpotensi merubah cara orang dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan jika tidak diantisipasi dengan cermat dapat berpotensi mendisrupsi perguruan tinggi. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus melakukan revitalisasi dan re-identifikasi keunggulan kompetitifnya dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini,” tutup alumnus FEB (dulu namanya FE) UNS tahun 1983 itu.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho menerangkan, bahwa UNS yang saat ini berada di klaster 1 universitas terbaik di Indonesai sangat membutuhkan keahlian Prof. Wimboh.
“Selain pada tataran konsep teori juga beliau sudah matang pada level praktis, sejak berkarir di Bank Indonesia hingga saat ini sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK. Sehingga hal ini akan mewarnai riset dan publikasi UNS kedepan,” bebernya.
Kata Rektor, saat ini, di UNS baru Fakultas Kedokteran yang sudah mempunyai teaching factory berupa Rumah Sakit di Kampus Pabelan, disusul FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) juga sudah mempunyai Lab School di SMA Pradita Dirgantara, kemudian Fakultas Teknik dengan Baterai Lithiumnya di Kampus Purwosari. Lalu, dikukuhkannya Prof. Wimboh menjadi guru besar tidak tetap UNS bisa menjadi barometer rujukan solusi-solusi perekonomian di Indonesia dan di kancah internasional.
“Harapan kami, dengan kehadiran Prof Wimboh, dapat semakin mempercepat hadirnya sebuah Teaching Factory dan spin off dari FEB yang berada dalam sebuah Center of Excellence di kampus tercinta UNS ini. Sekali lagi selamat dan sukses kepada Prof Wimboh Santoso dan keluarga atas amanah baru sebagai guru besar di UNS,” jelasnya. (adr)
(wd)