SOLO, solotrust.com - Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta akan menjadi lokasi adanya Konferensi Kota Layak Anak yang rencananya akan dihadiri 25 Wali Kota sedunia pada bulan November 2019, termasuk kota Solo dan Kota Surabaya yang menyandang predikat Kota Layak Anak. Hal itu diungkap oleh Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo, di sela kegiatan senam bersama Wali Kota yang diadakan oleh Kelurahan Mojosongo, pada Minggu (1/9/2019).
Baca: Setelah Kota Layak Anak, Pemkot Surakarta Targetkan Kota Ramah Lansia
"Tanggal 20-22 November nanti, Mojosongo akan dicanangkan Monumen Kota Layak Anak Internasional di Taman Jaya Wijaya. Besok lantai taman akan diganti seperti lantai yang ada di stadion Manahan jadi tidak akan menimbulkan debu. Untuk itu tahun depan akan kita ganti seperti itu supaya lapangan tersebut merupakan Taman Ramah Anak. Dan Taman Monumen Internasional Kota Layak Anak yang akan dihadiri 23 Wali Kota dari Luar Negeri. Dan ini merupakan salah satu kebanggaan bagi masyarakat Mojosongo dan kota Surakarta pada umumnya," tutur Rudi.
Rudy berpesan kepada Lurah Mojosongo dan warganya, sebelum tanggal 20 November 2019 sekitaran taman Jaya Wijaya dibuat serapi mungkin dan sebersih mungkin untuk menyambut 23 Wali Kota seluruh dunia. Sebab agenda ini tentunya menjadikan kebanggaan bagi masyarakat Mojosongo. Selain itu, Rudy, mengumumkan bahwa masyarakat Mojosongo akan segera menikmati udara yang bersih karena pada tanggal 16 November akan dilakukan groundbreaking pembangunan PLTSA 5 Megawatt di tempat pembuangan sampah akhir Putri Cempo.
"Sehingga ke depan nantinya Pemerintah Kota Solo akan mempunyai lahan kosong seluas 17 hektare karena semua sampah yang ada di sana akan dibakar habis dan diproses tanpa ada polusi, getaran maupun gangguan," ujarnya.
Rudy juga mengungkapkan rencana untuk melakukan pemekaran di Kelurahan Mojosongo. Karena Mojosongo merupakan kelurahan yang cukup besar, ke depan akan dilakukan pemekaran menjadi tidak hanya 1 kelurahan tetapi menjadi 2 kelurahan. Tujuannya agar masyarakat dapat terlayani lebih mudah lagi.
"Pembangunan di Mojosongo ini untuk pemerataan pembangunan dan menggerakkan perekonomian di masyarakat," tegasnya.
Terkait agenda senam bersama Warga Mojosongo bersama Wali Kota dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia merdeka, Rudy memberikan apresiasi positif. Acara tersebut dinilai luar biasa warga karena warga Mojosongo pastinya ingin waras atau sehat, yaitu waras badannya, waras rohaninya dan waras segalanya. Hal itu dinilai sejalan dengan salah satu tekad Pemkot Surakarta di dalam mewujudkan masyarakat 3WMP, warga yang waras (sehat), wareg (cukup pangan), wasis (pintar), mapan (sejahtera) dan papan (punya tempat tinggal).
Baca: Monumen "Kota Layak Anak" Bakal Dibangun di Taman Jaya Wijaya Mojosongo
Menurut Rudy, dalam mengisi kemerdekaan RI yang ke-74 merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat. Rudy berpesan untuk mewaspadai ancaman narkoba yang kini merambah ke tingkat SD, SMP, dan SMA. Pihaknya meminta para orang tua memberikan pengawasan kepada putra putrinya. Pesan lain yang disampaikan Rudy, adalah keprihatinan karena ideologi Pancasila sudah mulai ditinggalkan, mulai sekarang para orang tua juga harus menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila mulai dari Sila Pertama sampai dengan sila kelima.
"Itu merupakan tekad kita karena Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita tidak boleh diganti dengan ideologi-ideologi lainnya. Anak -anak dididik, yang suka menari diajari menari, yang suka musik diajari seni musik dan memajukan sanggar khususnya di Mojosongo. Semoga warga Mojosongo selalu bersatu, bergotong royong, membangun lingkungan masing-masing dan semangat membersihkan demi lingkungan sehat. Kalau badan jasmani dan rohani sehat maka lingkungan sehat," pungkasnya. (rum)
(wd)