Hard News

Astaga! Air di Bendung Karet Tirtonadi Mendadak Berbusa, Ada Apa?

Jateng & DIY

14 November 2019 10:45 WIB

Bendung Karet Tirtonadi dipenuhi busa, Rabu (13/11/2019)

SOLO, solotrust.com – Aliran air tepat di bawah Bendung Karet Tirtonadi tampak dipenuhi busa karena diduga tercemar limbah. Ketua Komisi II DPRD Kota Solo YF Sukasno langsung mengecek lokasi guna memastikan permasalahan, Rabu (13/11/2019).

Pihaknya mengaku baru kali pertama melihat limbah jenis busa seperti itu di aliran Bendung Karet Tirtonadi. Saat ini sampel air sudah diambil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk dicek kandungannya.



"Kami belum mengetahui itu limbah apa. DLH sudah mengambil sampel air untuk memastikan jenis limbah apa, tapi kata penjaganya, baru kali pertama ini muncul busa," tutur YF Sukasno kepada wartawan di sela inspeksi mendadak (Sidak).

Menurut YF Sukasno, pemerintah kota (Pemkot) harus membuat laboratorium untuk keperluan uji lab, khususnya terkait pencemaran air sungai. Hal itu agar sesegera mungkin dapat mengetahui hasilnya berkaca pada kejadian pencemaran di sungai cukup intens.

“Masalahnya seperti ini terus, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus segera mengajukan anggaran pembuatan laboratorium, sifatnya mendesak. Kota Solo ini posisinya dikelilingi sungai, setiap hari berurusan dengan aliran air sungai dan pencemaran menjadi masalah utama sungai," kata dia.

Sementara itu, Staf Pengendali Pencemaran DLH Solo, Arif Cahyana menduga limbah itu berasal dari limbah domestik rumah tangga dan dipastikan minim pencemaran dari pabrik besar di hulu. Setiap dua kali musim hujan dan kemarau selalu dilakukan uji air di Kali Anyar dan hasilnya selalu bagus.

"Industri besar jarang di atas sana, produksi yang menyebabkan tercemar, kemungkinan dari limbah rumah tangga, kan ada kandungan fosfat dari detergen membentuk busa dari turbulensi. Bendung Karet Tirtonadi dibangun lebih tinggi dan curam sehingga membentuk buih-buih dari kandungan fosfat itu, sebelum turbulensi biasa saja, kalau landai tidak keluar busanya," terang dia.

Kendati demikian, Arif Cahyana memastikan kondisi air di sungai itu masih dalam kondisi aman dan ikan yang dipancing warga juga masih layak dikonsumsi karena tidak terpapar kandungan logam berat.

(redaksi)