YOGYAKARTA, solotrust.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kericuhan saat pembebasan lahan untuk pendirian bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo harusnya tidak terjadi. Hal itu diungkapkan usai dirinya menghadiri seminar di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada Kamis (7/12/2017) siang.
"Saya coba cari jalan yang terbaik," ujar Menhub.
Menurutnya sesuai peraturan pemerintah, prosedur pengosongan lahan sudah sangat toleran, di mana ada proses konsinyasi yang sudah dilakukan. Hal ini merujuk pada peraturan menteri soal prosedur pembebasan lahan untuk pembangunan bandara yang dinilai sudah cukup toleran.
Baca juga : Pengosongan Lahan Bakal Bandara di Kulon Progo Ricuh
Pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak berseteru untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Pihak Angkasa Pura 1 sebagai pihak pengembang, dinilai sudah cukup kooperatif dengan memberikan proses konsinyasi sebelum dilakukannya eksekusi. Namun pihaknya tak menutup mata, pro dan kontra akan selalu ada dalam setiap proses pembebasan tanah.
Pemerintah pun akan bertindak sangat hati-hati dalam upayanya memetakan dan berupaya menyelesaikan masalah ini. Oleh karenanya, pihak Kemenhub dalam satu pekan ini akan mempelajari konflik ini serta akan mengumpulkan sejumlah pihak guna mencari informasi dan solusi bagi masalah tersebut.
Baca juga : Pengosongan Lahan Bandara Kulon Progo Ricuh, Belasan Orang Diamankan
“Nanti, atur waktu dalam Minggu ini saya akan kumpulkan apa yang menjadi masalah. Pembebasan tanah tentu ada pro dan kontra. Pemerintah sangat berhati-hati dalam menyelesaikan masalah itu,” tuturnya.
Tambahnya, pembangunan bandara baru di Kulon Progo harusnya dimaknai warga masyarakat sebagai pembawa angin segar untuk kebangkitan ekonomi masyarakat. Dengan adanya bandara sekelas internasional, ekonomi masyarakat yang hidup di sekitar wilayah bandara akan ikut bergerak dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. (adam)
(way)