Solotrust. com - Lampu Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) terlihat temaram kala seorang remaja laki-laki menyapa para penonton yang memadati ruang pertunjukan, Rabu (12/02/2020). malam
"Halo," sapanya ramah sambil melambaikan kedua tangannya ke penonton dan langsung disambut balas ucapan serupa dari para penonton. Sesaat kemudian, laki-laki itu melanjutkan sapanya masih dengan ekspresi ceria, "Selamat pagi," sapanya lagi, meski hari itu di luar ruangan malam telah menunjukkan pukul 20.30 WIB.
Setelah menyapa penonton, remaja itu menuju panggung, kemudian menari dengan energiknya. Beberapa saat selepas itu, sang remaja menghilang di balik panggung dan diganti teman-teman sebayanya sebanyak 14 orang.
Itulah sedikit cuplikan karya Ins Spesial karya Dwi Mahendra bersama SLB A YKAB Surakarta dalam agenda dua bulanan Tidak Sekedar Tari (TST) di Teater Arena TBJT pada Rabu (12/02/2020). Dalam sesi diskusi, Dwi Mahendra atau akrab disapa Palu mengatakan karya yang disajikannya bekerja sama dengan para siswa tuna grahita dari SLB A YKAB Surakarta.
"Saya bersama dengan teman-teman tuna grahita menampilkan Ins Spesial. Tujuan saya menampilkan karya ini ialah untuk mengenalkan dunia seni, utamanya dunia tari kepada siswa tuna grahita dan memberi ruang kepada mereka dalam dunia tari," ujarnya.
Karya Ins Spesial berkisah tentang impian harus diraih karena tidak ada yang mustahil. Pada malam itu turut dipresentasikan karya Priyo Nugroho dengan judul 'Dadi Sing A', USF UMS dengan judul karya 'Cita Patra Putri', Widi Pramono feat Bima Arya Putra dari Magelang dengan judul karya Reflek dan Subekti Wiharto dari Yogyakarta dengan judul 'Molah'. (dd)
(redaksi)