Hard News

Ogah Liburkan Sekolah, Bupati Boyolali Tegaskan Kota Susu Zero Corona

Jateng & DIY

16 Maret 2020 14:51 WIB

Bupati Boyolali Seno Samudro

BOYOLALI, solotrust.com - Wabah corona yang sedang merebak saat ini menjadi pembahasan penting bagi pemerintah pusat maupun daerah. Di Kabupaten Boyolali sendiri, bupati menegaskan hingga saat ini Kota Susu masih zero alias nol kasus corona.

“Hingga kini untuk Boyolali masih zero kasus corona, namun ada satu orang yang merupakan pasien dalam pengawasan, termasuk riwayat kesehatan dan keluarganya. Saat ini dirawat di rumah sakit di Jawa Tengah atau di luar Boyolali,” terang Bupati Boyolali, Seno Samudro kepada wartawan, Senin (16/03/2020).  



Selain itu, ada pula pengawasan terhadap 23 orang baru pulang dari luar negeri. Dalam hal ini, pihaknya sudah mendapat jaminan dari jajaran terkait untuk mendapatkan data 23 orang dimaksud, termasuk riwayat perjalanan di luar negeri.

“Hasil rapat saat ini, pemkab (pemerintah kabupaten) akan segera melakukan penyemprotan atau pembersihan tempat ibadah dan fasilitas umum, termasuk kawasan kantor pemerintah dan swasta serta sekolah dari PAUD, SD, SMP serta SMA/SMK,” kata Bupati Seno.

Sementara terkait adanya edaran untuk tidak melakukan kegiatan atau kerumunan, bupati mengaku bisa memahaminya. Namun, masyarakat diminta tidak membandingkan daerah satu dengan daerah lainnya.

“Bupati tak mungkin melarang orang ke masjid untuk salat jumat, tak mungkin melarang warga ke gereja, dan juga tak mungkin melarang orang menggelar hajatan,” jelas dia.

Bupati Seno mengaku pihaknya mengadopsi berbagai kebijakan penanganan kasus corona di luar negeri seperti, Inggris, Prancis serta sejumlah negara Eropa dan Asia lainnya.

“Saya adopsi kebijakan yang ada disesuaikan dengan kondisi Boyolali,” katanya.

Dengan demikian, Boyolali mengambil kebijakan tidak meliburkan sekolah. Pasalnya, libur atau tidak libur, bukan jaminan seorang siswa bisa terkena corona atau pun tidak. Namun, pihaknya menghormati lembaga tertentu yang meliburkan sekolah.

“Seperti sekolah di bawah Kementerian Agama yang diliburkan, silakan saja. Kami hormati keputusan tersebut,” terang bupati.

Siswa tetap masuk sekolah, menurut Bupati Seno akan lebih memudahkan dalam pengontrolan atau pengawasan ketimbang jika siswa libur atau berada di rumah. Apalagi bagi siswa yang orang tuanya bekerja, tentu akan sulit memantau kondisi anaknya.

“Obat yang paling hebat adalah antibodi atau kekebalan tubuh masing-masing. Karena itu, kesehatan harus senantiasa dijaga melalui gerakan masyarakat (Germas) hidup sehat,” tandasnya. (Jaka)

(redaksi)