Serba serbi

Mengharukan, Once Mekel Tulis Kenangannya Bersama Almarhum Yon Koeswoyo

Musik & Film

6 Januari 2018 14:19 WIB

(dok. Instagram @oncemekelofficial)

SOLO, solotrust.com – Jumat (5/1/20178), Yon Koeswoyo yang merupakan vokalis sekaligus gitaris band Koes Plus meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya dalam usia 77 tahun. Sederet rekan-rekan sesama musisi pun ramai memberikan ucapan dukacita seraya mengunggah foto dan momen kenang-kenangan mereka bersama anggota Koes Bersaudara tersebut di Instagram pribadi mereka.

Terlihat Ryan D’Masiv, Virgoun, The Rain, Dewa Budjana, Eros Sheila On 7, Armand Maulana, Bimbim, Ridho Slank, Samsons, Ariel Noah, dan masih banyak lagi rekan seprofesi yang  menyampaikan bela sungkawanya.



Sang musisi legendaris Indonesia ini kini telah berpulang, meninggalkan karya yang akan selalu lekat di hati penggemarnya. Seorang inspirator yang menginsipirasi banyak orang untuk menjadi musisi, termasuk salah satunya Once Mekel.

Melalui akun Instagram pribadinya hari ini (6/1/2017), Once menulis kenangannya tentang almarhum Yon. Dalam sembilan paragraf panjang, Once menuliskan banyak hal yang dia kenang dari sosok Yon, khususnya dan Koes Plus pada umumnya.

rasanya seperti kehilangan seorang paman atau orangtua dari keluarga dekat ketika mendengar kepergian Yon Koeswoyo, legenda musik Indonesia," tulisnya mengawali.

Mungkin karena kesamaan profesi sebagai lead singer (penyanyi), saya bisa merasakan peran alm. Yon dalam Koes Plus/Koes Bersaudara. Lewat getaran suara dan emosi almarhumlah lirik-lirik lagu karyanya dan karya saudara-saudaranya menjadi hidup dan menyentuh kalbu di hati pendengar. Musik dan lagu itu memang ajaib. Apa yg dirasakan pemusik/penyanyi ketika merekam suara dalam suatu ruang dan waktu tertentu akan terus terasa oleh pendengar di ruang waktu yang berbeda, seperti sebuah cetakan. Bunyi yang disukai akan tertanam dalam ingatan bahkan bisa terus ada dalam jangka panjang. Musik membawa aroma jaman bisa jadi sejenis mesin waktu. Itu pula yg saya alami," tulisnya di paragraf kedua.

Koes Plus adalah satu dari sedikit band yang menginspirasi perjalanan saya dalam bermusik hingga benar-benar meniti karir di dunia ini. Saya ingat ketika saya masih belum lagi menginjak kelas 1 SD, saya akrab dengan musik-musik yang diputar di tape recorder oleh orang tua saya dari Everly Brothers, Elvis Presley, 50 's Rock ’n Roll, dll. Di antara lagu Indonesia, yang termasuk paling sering diputar orang tua dan paman saya adalah lagu-lagu Koes Plus. Salah satu om yang tinggal di rumah kami bahkan memajang poster besar Koes Plus di samping poster Suzy Quatro (penyanyi amerika) di kamarnya. Saya suka berlama-lama menatapi poster-poster musik ini sambil membayangkan kehidupan fantastis para musisi dunia dan dalam negri," tulisnya di paragraf selanjutnya.

“Meski saya masih terlalu kecil untuk menyimak semua lagu, tapi masih sangat kuat dalam ingatan ketika kami pindah ke Jakarta. Saya bersama adik, kakak dan salah satu saudara kami sering berlatih ‘band’. Kami tidak memainkan instrumen beneran tapi semata hanya memutar lagu Koes Bersaudara/Koes Plus dan bernyanyi-nyanyi dengan raket badminton sebagai gitar dan kotak berisi alat-alat jahit oma saya sebagai "drum"nya. Sepertinya hal ini sangat sederhana tapi tidak bagi anak berusia 7 tahun. Bagi saya sungguh berkesan, mempengaruhi dan menyalakan sebuah niat besar. Sejak saat itu saya ingin ada di band... Saya suka kebersamaannya, keramaiannya, kekerenannya dan juga kekacauannya."

Saya bersyukur bahwa dalam perjalanan hidup saya selanjutnya dipertemukan dengan banyak anggota keluarga besar Koes Plus. Di jakarta saya bersekolah di SMP/SMA Tirta Marta. Di sini saya berteman akrab dengan anak-anak dari Tony Koeswoyo yaitu Kenny, Eki dan Damon, anak-anak dari Yok Koes yaitu Sari dan Angga (alm). Anak-anak Nomo Chicha dan Helen dan anak-anak Yon (alm.) David dan Gerry tidak bersekolah yang sama,” kenangnya.

Karna pertemanan ini pula saya beberapa kali bertandang ke rumah Koes Bersaudara di Jalan Haji Nawi, Kebayoran, bermain di studio dengan alat-alat yang sudah terlihat vintage namun terasa menyimpan enerji legendaris. Piano tua yang waktu itu saya bayangkan ikut menghasilkan karya yg menggugah. Selain itu saya sering pula ke rumah alm. Tony melihat peninggalan-peninggalan karya Koes Bros dan Koes Plus, album-album, dll. sampai mendapat kesempatan bertemu dengan semua anggota Koes Plus dan Koes Bros meski tidak dalam waktu bersamaan (Tony, Nomo, Yon, Yok dan Murry). Saya masih ingat almarhum Tony Koeswoyo memakai sarung di studio. Tetap berkarya meski sudah dilanda sakit parah, tetap kreatif. Beberapa waktu kemudian almarhum meninggal."

Dari beberapa tokoh seniman saya mendengar cerita tentang Koes Bersaudara salah satunya adalah dari komikus terkenal yang saya kenal cukup dekat yaitu alm. Yan Mintaraga, yang merupakan teman sepermainan band legendaris ini, juga mertua saya yang tampil bersama Koes bersaudara di tahun 60an,” tambahnya.

Ini semua adalah fragmen-fragmen ingatan saya tentang Koes Bersaudara Dari sini saya menangkap degup kehidupan keluarga musik ini meski hanya secuil dari keseluruhan cerita hidup mereka. Namun saya mendapat kesan bahwa Koes Bersaudara adalah keluarga seniman musik yang sesungguhnya, produktif (memproduksi lebih banyak album daripada band dalam dan luar negri yang saya tahu) dan kreatif (lagu-lagu di album mereka terdiri dari bermacam musik dari keroncong sampai lagu Islami, Natal dan bahkan Rock). Sepertinya perbedaan keyakinan pun tidak mempengaruhi kebersamaan dan enerji untuk berkreasi bersama. Saya suka bayangkan, seandainya saja di jamannya, Koes Plus memiliki figur produser rekaman seperti George Martin sebagaimana the Beatles, mungkin karya-karyanya akan semakin hebat lagi,”  lanjutnya.

"Sebagai insan musik saya merasa haru melihat peran musisi dulu. Perjuangan dan jatuh bangunnya, dedikasi pada panggilan hidup, kesetiaan pada peran yg diberikan Yang Kuasa. Semakin saya mengenal, semakin besar hormat saya pada para legenda musik Indonesia yg telah menjadi pembuka jalan bagi yang lebih muda di dunia kreatif. Diakui atau tidak, saya pun semakin disadarkan betapa kebebasan berekspresi seni di negri ini masih harus terus diperjuangkan agar musik menjadi mata air inspirasi yg terus mewariskan hal-hal baik bagi seluruh insan Indonesia dan mereka yang mencintai keindahan. Karena seperti kata penyair, pada akhirnya hanya ‘Keindahan’ yang kita cari. Yang lain adalah bentuk penantian. Selamat Jalan Legenda IndonesiaYON KOESWOYO beristirahatlah dengan tenang di tempat di mana musik dan lagu tak pernah berhenti dan keindahan tak pernah uzur .. di sisi Yang Maha Kuasa. Amin. (Once Mekel),” pungkasnya.

Koes Plus adalah grup legendaris Indonesia yang berjaya di era tahun 70-an. Koes Plus dikenal sebagai grup musik yang bisa membawakan banyak genre dan mampu menciptakan sekaligus menyanyikan lagu-lagu mereka sendiri.

Selama berkarya, banyak sekali lagu-lagu populer yang telah mereka ciptakan seperti “Bis Sekolah”, “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu”, “Kapan Kapan”, “Bunga Di Tepi Jalan”, dan “Kolam Susu”.

Unggahan mengharukan dari Once tersebut juga langsung mendapatkan komentar dari warganet yang juga ikut berduka atas kepergiaan musisi legendaris Yon.

Mewekkk bacanya. Sangat menyentuh hati. Selsmat jln ...,” tulis reyna_watii.

Kata katanya menyayat hati bangg @oncemekelofficial aamiin,” tulis raffleis_yusuv.

Selamat jalan, Om Yon Koeswoyo. Terimakasih sudah mewarnai dunia musik Indonesia, mengisi ruang kenangan dalam hati kami.Dan sekarang @oncemekelofficial gantian jadi salah satu vokalis sukses tanah air yg punya byk penggemar suara anda yg khas, termasuk saya. Ditunggu karya-karya berikutnya,” tulis @hereynah.

(Lin)

(way)