Pend & Budaya

Rumah Banjarsari Hadirkan Habar Matan Banjar di Selasar Nusantara #4

Budaya

22 September 2020 20:31 WIB

Salah satu pertunjukan dalam acara Selasar Nusantara yang digelar Rumah Banjarsari (Foto: rumahbanjarsari.org)

Solotrust.com - Di tengah situasi pandemi seperti saat ini, Rumah Banjarsari sebagai ruang publik seni budaya terus menggeliat menggelar berbagai acara seni budaya dengan menerapkan protokol kesehatan. Setelah beberapa waktu lalu menyelenggarakan acara Ngrabuk Nyawa, kini Rumah Banjarsari kembali menghelat program acara Selasar Nusantara #4 dengan tajuk 'Habar Matan Banjar'.

"Habar Matan Banjar artinya kabar atau cerita dari Banjar," jelas Direktur Festival Selasar Nusantara, Zen Zulkarnaen dalam siaran pers yang diterima solotrust.com, Selasa (22/09/2020).



Selasar Nusantara merupakan program rutin diselenggarakan Rumah Banjarsari guna mengenalkan ragam kekayaan budaya Nusantara, sekaligus menjadi media dialog dinamis antarkebudayaan. Dalam program Selasar Nusantara sebelumnya juga pernah dihadirkan 'Diru Papua', 'Minang Maimbau,' dan 'Titian Angin Timur'.

Acara Selasar Nusantara #4 'Habar Matan Banjar' rencananya digelar pada 8 hingga 10 Oktober 2020 di Rumah Banjarsari dan Taman Budaya Jawa Tengah. Pertunjukan digelar dengan jumlah penonton terbatas serta menerapkan protokol kesehatan ketat. Acara juga bisa disaksikan di kanal YouTube Rumah Banjarsari, baik secara live streaming maupun liputan-liputan yang akan ditayangkan setiap harinya.

Rumah Banjarsari bekerjasama dengan Sanggar Ading Bastari Barikin Kalimantan Selatan akan menyuguhkan kebudayaan Banjar lewat 20 peserta. Mereka mencoba menawarkan bentuk ekspresi kebudayaan yang hidup, dinamis, konseptual, dan tidak tidak sekadar memamerkan artefak kebudayaan masa lalu.

Selama tiga hari pelaksanaan nantinya, di Rumah Banjarsari juga akan diadakan bazar serta pameran kebudayaan Banjar berupa benda pusaka, kain dan pakaian adat, serta barang seni. Selain itu, turut dihadirkan pula makanan khas Banjar dengan mendatangkan juru masak dari Barikin Banjar.

Acara 'Hatan Matan Banjar' nantinya juga akan ada Lokakarya Musik Panting, Lokakarya Tari Radap Rahayu, Lokakarya Rias Manten tradisi Banjar serta demo kuliner masakan khas Banjar dengan peserta masing-masing lokakarya berjumlah 20 orang.

Di samping itu juga akan ada diskusi tentang persoalan eksistensi masyarakat adat, terutama posisi pentingnya sebagai penjaga keseimbangan alam yang akan menghadirkan narasumber Mukhlis Maman 'Julak Larau' (Pamong Budaya Madya Kalimantan Selatan), KH Dian Nafi (pengasuh PP mahasiswa Al-Muayyad Windan, Surakarta), dan Antonius Cahyadi (dosen Fakultas Hukum UI) dengan moderator budayawan serta dosen ISI Surakarta Albertus Putranto, mengambil tema 'Berdiri Sama Tinggi untuk Lestari'. Diskusi akan berlangsung melalui aplikasi Zoom.

'Habar Matan Banjar' akan dibuka dengan ritual Tampuk Mayang, dilanjutkan penampilan kesenian Gendut. Acara juga akan menampilkan upacara Baayun Maulid, sebuah ritual mengayun anak berasal dari tradisi Hindu atau pra-Islam, kemudian mengalami alkuturasi dengan Islam menjadi Baayun Maulid. Upacara ini untuk memohon keselamatan dan kebaikan bagi anak.

Acara 'Habar Matan Banjar' nantinya menampilkan perpaduan antara Jawa dan Banjar, baik secara dialog budaya maupun pertunjukan tari dan musik. Danang Pamungkas dan Gondrong Gunarto yang mempunyai darah Jawa, masing-masing akan menampilkan sajiannya.

Danang Pamungkas merupakan seorang koreografer akan mencoba menafsirkan dua budaya melalui gerak tari dengan beberapa penarinya. Sementara Gondrong Gunarto seorang komposer musik gamelan kontemporer akan bergumul dan berproses gagasan dengan Lupi Anderiani serta Reza Fahmi yang merupakan musisi dengan kultur Banjar.

"Dengan saling mengenal dan berdialog secara konstruktif diharapkan berdampak bagi menguatnya kohesi sosial antarkebudayaan di Nusantara," pungkas Zen Zulkarnaen. (dd)

(redaksi)