Solotrust.com- CEO SM Entertainment, Lee Sung Su menjelaskan tiga tahap dalam konsep "Culture Technology" (teknologi budaya) yang diusung perusahaan itu dalam pidatonya di "MU:CON Online 2020", acara terkait pasar musik global yang dihelat online (25/9). SM sendiri memiliki grup bernama NCT (Neo Culture Technology).
Lee Sung Su mengatakan pendiri SM yakni Lee Soo Man memperkenalkan konsep "Culture Technology" pada akhir 1990an sebagai bagian dari visinya untuk membawa K-Pop ke ranah global.
Tahap pertama dari konsep ini adalah kreasi budaya. Lee Sung Su berkata, “Awalnya dimulai dengan kreasi budaya. Penciptaan budaya adalah tentang pencarian bakat, pelatihan calon penyanyi, dan produksi musik. Di SM misalnya, kami menemukan penyanyi berbakat melalui berbagai jenis audisi dan menandatangani kontrak hanya dengan beberapa orang terpilih."
Ia melanjutkan, "Kemudian mereka menjadi trainee kami dan mempersiapkan debut mereka selama beberapa tahun di bawah program sistematis kami. Periode pelatihan berbeda-beda, tergantung artisnya. Beberapa debut setelah hanya satu atau dua tahun pelatihan, tetapi beberapa menjalani tujuh hingga delapan tahun pelatihan. Selama periode tersebut, mereka mengasah keterampilan menyanyi, koreografi, akting, dan bahkan perilaku."
Tahap kedua dikatakan adalah tentang culture development (pengembangan budaya). "Di tahap ini, SM dan artis kami mulai meraup untung," katanya dalam acara yang dihelat oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan, bekerjasama dengan Korea Creative Content Agency (KOCCA) itu.
Tahap terakhir adalah ekspansi. Lee mengatakan kesuksesan K-Pop memiliki "trickle-down effect" pada industri lain. Kesuksesan mereka memang dimulai di musik, tetapi pengaruhnya meluas ke berbagai hal lain seperti pariwisata, game, dan layanan streaming. (Lin)
(wd)