Serba serbi

Ini Strategi Memutus Rantai Penyebaran Virus Corona Menurut Ahli

Kesehatan

17 Oktober 2020 17:31 WIB

Ilustrasi (Foto: latimes/Associated Press)

Solotrust.com - Pandemi virus corona (Covid-19) telah menyebar ke lebih dari 200 negara. Di Indonesia sendiri tercatat ada hampir 350 ribu kasus. Banyaknya kasus disebabkan mudahnya cara penularan, baik melalui droplet yang dikeluarkan ketika batuk dan bersin, maupun menyentuh wajah setelah memegang barang terkontaminasi.

Ketua Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, Erlina Burhan mengatakan, Covid-19 bukan hanya menyerang saluran pernapasan, namun juga organ lain, seperti otak dengan gejala stroke, kejang, dan radang otak.



Hal itu dikatakannya saat menjadi pembicara dalam webinar Sosialisasi Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di lingkungan Kementerian PANRB, Kamis (15/10/2020).

Menurut Erlina Burhan, hal terpenting adalah melakukan pencegahan dengan menerapkan 3M atau memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Pencegahan level individu dapat dilakukan dengan mandi dan mengganti baju setelah bepergian dari luar rumah. Selanjutnya membersihkan barang yang dibawa saat keluar rumah dengan disinfektan.

“Hal yang tidak kalah penting adalah menghindari berjabat tangan sebab orang Indonesia memiliki rasa sosial yang tinggi, sehingga berjabat tangan seperti wajib dan baik, namun di saat pandemi seperti sekarang tidak dilakukan,” tuturnya, dilansir dari laman resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menpan.go.id.

Pencegahan virus juga dapat dilakukan dengan meningkatkan imunitas diri dan pengendalian komorbiditas dengan mengonsumsi gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik, atau senam ringan. Masyarakat juga diimbau istirahat cukup, mengonsumsi vitamin, tidak merokok, dan mengendalikan komorbiditas dengan minum obat secara teratur.

Pada level masyarakat per individu, pencegahan dapat dilakukan dengan menjauhi tempat umum yang ramai, jika terpaksa harus menggunakan masker. Tidak menyelenggarakan kegiatan pertemuan dengan melibatkan banyak orang.

Selanjutnya hindari melakukan perjalanan luar kota dan luar negeri, hindari pergi ke tempat wisata, rumah kerabat, serta kurangi penerimaan tamu. Menerapkan work from home (WFH), jaga jarak minimal satu meter, beribadah di dalam rumah untuk sementara waktu, dan bagi anak-anak diharapkan bermain di dalam rumah.

Pada kesempatan itu, Erlina mengingatkan penggunaan masker yang benar adalah didahului dengan mencuci tangan sebelum memegang masker. Selain itu, memegang masker hanya pada bagian tali masker.

Masyarakat juga tidak diperbolehkan menggunakan masker di bawah hidung. Tidak disarankan pula mengenakan masker berbahan scuba sebab hasil dari penelitian diketahui efektivitas penyaringan adalah nol hingga lima persen, berbahan tipis, dan pori-pori pada masker scuba dapat memecah droplet menjadi lebih kecil.

Kondisi rumah juga harus diperhatikan, baik ventilasi cahaya atau udara. Masyarakat hendaknya membiasakan membuka jendela kamar secara berkala, menggunakan alat pelindung diri (APD) minimal masker saat membersihkan rumah, serta mencuci tangan sesering mungkin.

Diungkapkan, seseorang yang telah sembuh setelah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi dalam tubuhnya yang memberikan kekebalan terhadap Covid-19. Namun, antibodi yang terbentuk akan menghilang dalam waktu tiga hingga 12 bulan. Setelah itu masih memungkinkan untuk tertular ulang atau reinfection.

Erlina menekankan, penggunaan herbal adalah untuk suplemen bukan obat. Herbal yang dapat digunakan, yakni teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Sebagai contoh minyak kayu putih diperuntukkan pada bagian kulit. Jangan sampai minyak kayu putih masuk ke dalam hidung atau diminum,” ujarnya.

(redaksi)