BOYOLALI, solotrust.com - Para petani di lereng Merapi kawasan Selo, Boyolali masih tetap beraktivitas seperti biasa, meski gunung itu kerap mengeluarkan suara gemuruh. Kendati demikian, mereka tetap merasa was-was bila sewaktu-waktu Merapi mengalami erupsi.
Sementara, warga mulai dari anak-anak, orang lanjut usia (Lansia), dan ibu menyusui yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III sudah mulai diungsikan di pos pengungsian sementara di Desa Klakah, Desa Tlogolele, dan Desa Jrakah oleh relawan dan pemerintah setempat.
Jumi (50), petani di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, mengaku semenjak sering mendengar suara gemuruh dari Gunung Merapi, ia merasa was was dan trauna dengan peristiwa erupsi pada 2010 silam.
“Ya, takut kalau Gunung Merapi meletus, tapi saat ini masih tetap ke ladang. Sebab, ladang ini juga harus ditanami karena sudah masanya tanam,” kata dia, saat ditemui solotrust.com di ladang miliknya, Selasa (01/12/2020).
Ketika mendengar gemuruh dari arah Merapi, Jumi mengaku langsung bergegas pulang. Ia tak mau peristiwa sepuluh tahun silam terulang kembali.
“Saya sangat trauma sekali dengan kejadian erupsi Merapi 2010 silam. Pada waktu itu, saya dengan keluarga beraktivitas di ladang, melihat Merapi mengeluarkan lava pijar saya langsung lari,”ungkap Jumi.
Hal sama diungkapkan Sugeng (30), warga Bakalan, Selo. Dirinya truma saat Gunung Merapi mengalami erupsi pada 2010 silam. Sugeng mengaku, saat aktivitas ke ladang tidak seperti hari biasanya.
“Selama mendapat informasi kalau Merapi level tiga, saya ke ladang dari pukul 06.00 sampai pukul 11.00 WIB saja. Sore harinya tidak kembali ke ladang karena saya juga harus menjaga keluarga, khawatir tiba tiba Merapi erupsi,” kata dia.
Sementara itu, perangkat Desa Jrakah, Wiyono mengatakan, saat ini pemerintah desa sudah memberikan imbauan kepada warga yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III. Saat ini sebagian warga sudah mulai mengungsi di pos pengungsian sementara di balai Desa Jrakah.
“Kalau sore hari memang mereka mengungsi, tapi kalau pagi hari mereka kembali ke rumah melakukan aktivitas seperti biasa di ladang. Mereka juga sudah was was sebenarnya, tapi ya memang kegiatannya bertani dan juga menghidupi ternaknya. Itu sudah aktivitas rutin mereka,” bebernya.
Kendati demikian, pemerintah Desa Jrakah berupaya warga lansia, anak anak serta ibu menyusui untuk tetap mengungsi.
“Ya, kalau yang sudah tua mereka sadar untuk mengungsi, mungkin karena trauma kejadian erupsi Merapi 2010 silam,” ucap Wiyono. (jaka)
(redaksi)