Serba serbi

BPOM Pastikan Keamanan dan Efektivitas Vaksin Covid-19 Sebelum Diedarkan

Kesehatan

8 Desember 2020 10:33 WIB

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac disimpan di Kantor Pusat Bio Farma Bandung, Jabar. (Foto: Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)

JAKARTA, solotrust.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan observasi pengamatan jalannya uji klinis fase 3 terhadap vaksin Covid-19. Kepala Badan POM Penny Lukito mengatakan hal itu bertujuan memastikan aspek keamanannya, termasuk juga khasiat dan efektivitasnya.

“Sekarang kita sedang berproses untuk observasi pengamatan untuk melihat aspek keamanannya, terutama khasiat dan efektivitasnya. Nah, itulah kenapa kita akan keluarkan Emergency Use Authorization (EUA). Untuk mendapatkannya, efikasi hanya cukup 50 persen, kalau vaksin itu umumnya, biasanya adalah 70 persen,” jelas Penny Lukito dalam dialog yang dipandu Juru Bicara Pemerintah Reisa Brotoasmoro, Senin (07/12/2020) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Kabinet.



Dalam menerbitkan perizinan, BPOM, kata Penny Lukito, mengikuti standar internasional berdasarkan referensi dari World Health Organization (WHO) dan merujuk Food and Drug Administration (FDA) atau juga disebut regulator di negara lain yang bagus juga evaluasinya seperti di Indonesia.

Sebelumnya terkait izin penggunaan darurat, kata Penny Lukito, Badan POM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Sudah ada beberapa obat yang mendapat izin dari Badan POM, yakni favipiravir, obat untuk kondisi pasien COVID-19 ringan sampai sedang dan remdesivir obat untuk pasien dengan kondisi berat.

Selain itu, Badan POM bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), PT Bio Farma, dan Kementerian Kesehatan telah melakukan inspeksi langsung ke Tiongkok, salah satu negara asal vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia. Gunanya, untuk memastikan kehalalan vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.

Alhamdulillah, kalau di aspek mutu itu sudah memenuhi aspek cara produksi obat yang baik, ya. Tidak ada efek samping yang kritikal. Dari aspek keamanan sudah baik, sekarang aspek efektivitas, dan khasiat yang kita tunggu,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Dalam uji klinis, para ilmuwan mengambil sampel darah para relawan dan dianalisis di laboratorium untuk melihat seberapa besar vaksin itu memberikan peningkatan antibodi pada manusia. Pasalnya, ada standar yang harus dicapai agar vaksin itu efektif dan juga kemampuan vaksin untuk menetralisasi virus yang menyerang tubuh manusia.

Penny Lukito meyakinkan, pemerintah hanya akan memberikan vaksin bermutu, berkhasiat, dan aman. Untuk itu memang dibutuhkan waktu agar pemerintah mendapatkan data cukup dan BPOM baru akan mengeluarkan EUA .

“Kami juga tentunya akan menganalisis dengan para expert (ahli) dan dokter-dokter ahlinya,” tegas dia.

(redaksi)