Ekonomi & Bisnis

Pandemi Covid-19, Coca-Cola Pangkas 2.200 Karyawan di Dunia

Ekonomi & Bisnis

18 Desember 2020 14:57 WIB

Ilustrasi (Foto: BBC/Getty Images)

Solotrust.com - Raksasa produk minuman Coca-Cola akan memangkas sekira 2.200 karyawannya di seluruh dunia. Kebijakan ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan.

Restrukturisasi raksasa minuman ringan itu dipercepat seiring tekanan ekonomi global akibat pandemi virus corona (Covid-19). Beban finansial yang tak kunjung pulih telah menyebabkan penutupan outlet Coke secara luas.



Sebagian besar pemutusan hubungan kerja (PHK) akan terjadi di AS, di mana Coca-Cola akan memangkas 1.200 pekerjaan. Pada akhir 2019, Coca-Cola memiliki sekira 86.000 karyawan, namun menghadapi tekanan ekonomi global akibat pandemi telah berimbas pada anjloknya pendapatan.

Melansir BBC, Jumat (18/12/2020), sekitar setengah dari penjualan Coca-Cola biasanya berasal dari konsumen yang meminum minumannya jauh dari rumah. Pembatasan sosial untuk menekan penyebaran virus corona telah menyebabkan penutupan bar, restoran, bioskop, stadion olahraga, dan tempat-tempat lain yang menjadi outlet penjualan Coca-Cola.

Pada Agustus, Coke telah menawarkan paket pemisahan sukarela kepada 4.000 pekerja di Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Puerto Rico. Pihak perusahaan berharap pemutusan hubungan kerja akan menghasilkan penghematan tahunan antara US$350 juta dan US$550 juta.

Menyikapi krisis akibat pandemi, Coke berencana merestrukturisasi bisnis dan mengurangi portofolionya. Langkah ini akan membuat raksasa minuman global itu memangkas 430 merek utamanya menjadi 200. Perusahaan akan berfokus pada produk yang sedang berkembang dan dapat mencapai skala besar.

Coke akan menghentikan merek Tab soda dan air kelapa Zico, termasuk menutup bisnis jus dan smoothie Odwalla awal tahun mendatang.

Perusahaan yang berbasis di Atlanta melaporkan pendapatan US$8,65 miliar pada kuartal III, turun 9% dari tahun sebelumnya. (and)

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya