Hard News

Pembangunan Rumah Deret Mangkubumen Bakal Jadi yang Terakhir

Jateng & DIY

27 Januari 2018 08:54 WIB

Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo menandatangani prasasti peresmian Rumah Deret atau Griya 3WMP di Ketelan, Jumat (26/1/2018). (solotrust.com/vin)

SOLO, Solotrust.com - Pembangunan rumah deret sebagai upaya penataan kawasan kumuh di bantaran sungai bakal dihentikan Pemkot Surakarta. Pemkot menganggap, strategi tersebut menghabiskan dana terlalu besar.

“Terakhir nanti rumah deret akan dibangun di Mangkubumen. Cost-nya terlalu tinggi,” ungkap Wali Kota FX Hadi Rudyatmo usai meresmikan rumah deret di Ketelan, Jumat (26/1/2018).



Menurut Wali Kota yang biasa disapa Rudy ini, pembangunan rumah deret yang dibebankan APBD berpotensi membebani keuangan daerah.

"Berbeda dengan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa), yang didanai pemerintah pusat dan diserahkan pengelolaannya kepada Pemkot," kata Rudy.

Misalnya saja, rumah deret di Ketelan dibangun Pemkot dengan dana sedikitnya Rp 3,6 miliar. Bangunan empat lantai itu hanya memiliki 12 unit hunian setara rumah tipe 24. Rumah deret keempat yang didirikan Pemkot itu juga dilengkapi listrik 900 watt, air bersih, septic tank dan jemuran komunal, serta ruang pertemuan.

“Untuk membangun rumah deret di Mangkubumen, kami akan mengajukan permohonan dana kepada pemerintah pusat. Sebab daya tampungnya juga lebih besar, karena lahannya juga luas,” terang Rudy.

Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperum KKP) Agus Djoko Witiarso memprediksi, dibutuhkan dana tak kurang 20 miliar guna mendirikan rumah deret di kawasan Mangkubumen. Rumah deret itu akan dibangun di atas lahan privat seluas sekitar 2.000 meter persegi yang dibeli Pemkot tahun lalu.

“Rencananya rumah deret itu dibangun lima lantai, dengan kapasitas 74 kamar. Ukuran masing-masing kamar lebih besar dibanding rumah deret Ketelan, karena setara rumah tipe 36. Setiap kamar juga dilengkapi fasilitas mebeler,” jelasnya. (vin)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya