Solotrust.com- Siswa yang baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) kerapkali bingung memilih jurusan ketika masuk bangku perkuliahan. Bahkan, banyak di antara mereka merasa salah memilih jurusan setelah mengikuti perkuliahan.
Menanggapi perihal itu, Humas Bimbingan Neutron Surakarta Baskoro menyarankan beberapa hal saat memilih jurusan lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) maupun Ujian Mandiri (UM).
"Yang pertama, kenali dulu kemampuan diri. Makanya diperlukan banyak latihan soal-soal," kata Baskoro kepada Solotrust.com.
Setelah menemukan jurusan yang sesuai dengan kemampuan diri, cari tahu seberapa tinggi tingkat persaingannya. Biasanya jurusan-jurusan yang banyak peminatnya memiliki tingkat persaingan tinggi. Perlu dilihat pula kuota penerimaan yang dibuka pada tahun ini.
"Daya tampung sama daya minat (siswa) biasanya lebih besar daya minat. Jadi kalau bisa, pilih jurusan yang menyambung dan sesuai dengan kemampuan. Contohnya pertama pilih Kedokteran, yang kedua misalkan bisa diturunkan menjadi gizi kesehatan," jelasnya.
Jika belum cukup yakin dengan kemampuan diri sendiri, Baskoro mengatakan bisa mengikuti tes minat bakat yang diadakan di sekolah maupun bimbingan belajar. "Sekarang sudah banyak di sekolah-sekolah, tes psikologi, tes minat bakat. Itu sudah dikenali, mungkin dari kelas 10," ungkapnya.
Baskoro bercerita memiliki beberapa siswa didiknya yang pindah jurusan kuliah. Penyebabnya pun beragam, salah satunya adalah kurangnya informasi mengenai jurusan yang dipilih sehingga apa yang dibayangkan tidak sesuai dengan realita yang ada.
"Belum lama ini, salah satu murid kami, ada yang sudah ambil Teknik Sipil UNS, dia merasa kurang nyaman. Ada juga yang murid Geodesi ITS, dia juga pindah ke MIPA UNY, Matematika. Adik-adik merasa tidak seperti yang dia bayangkan. Jadi harus cari tahu jurusan ini mau kemana, kerja dimana. Harusnya begitu," jelas Baskoro. (mia)
(wd)