SOLO, solotrust.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) Solo mencatat pertumbuhan investor di Soloraya cukup baik pada awal 2021. Kepala BEI Jawa Tengah II (Solo), M Wira Adibrata, mengungkapkan hal itu terlihat dari pertambahan jumlah investor baru pada Januari 2021 mencapai sekira sepuluh persen dari tahun sebelumnya.
"Januari terdapat penambahan 4.189 investor baru. Penambahan investor baru lebih dari 40 persen dari kalangan milenial," terangnya, saat dihubungi melalui panggilan suara, Jumat (05/03/2021).
Dengan penambahan jumlah itu, total investor di Soloraya per Januari 2021 menjadi sebanyak 44.383. Sementara berdasarkan data BEI, jumlah investor pada 2020 sebanyak 40.194.
Menurut Wira Adibrata, jumlah penanam modal terus bertambah, meski terjadi pandemi Covid-19 karena orang ingin mencari peluang ekonomi, salah satunya dari pasar modal. Situasi pandemi ini menjadi peluang masyarakat untuk belajar dan mencari informasi terkait pasar modal.
"Kenapa kok pasar modal menjadi peluang? Karena saat awal pandemi, harga saham jatuh cukup dalam sehingga pada saat mulai recovery (pemulihan-red), banyak orang memanfaatkan membeli harga saham yang mulai naik lagi," paparnya.
Melihat kecenderungan itu, Wira Adibrata memprediksi jumlah investor selama 2021 akan terus bertambah, terutama dari kalangan generasi muda.
"Kami masih optimis anak-anak muda semakin paham tentang pentingnya investasi, sehingga 2021 masih akan terus didominasi oleh anak-anak muda," ujarnya.
Adapun untuk mendorong pertumbuhan investor baru di Soloraya, pihaknya memfasilitasi sekolah pasar modal secara rutin sepekan dua kali di Gedung BEI Solo. Sekolah pasar modal ini untuk umum dan diadakan tiap hari Rabu dan Sabtu secara gratis.
Selain itu, sejak 2019 pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah kampus di Soloraya, seperti IAIN, UMS, AUB, dan UNS untuk edukasi pasar modal kepada mahasiswa. Bahkan, beberapa kampus memasukkan materi pasar modal sebagai mata kuliah wajib.
Dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman pasar modal kepada generasi muda, BEI bekerja sama dengan perusahaan efek (sekuritas) seperti Indopremier, Phintraco Sekuritas, dan First Asia Capital. (rum)
(redaksi)