Hard News

Brutal! Tentara Myanmar Tembaki Warga Saat Pemakaman

Global

29 Maret 2021 13:31 WIB

Polisi mengarahkan senjatanya saat pasukan keamanan melakukan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa kudeta militer di Myitkyina di negara bagian Kachin Myanmar [Foto: Al Jazeera/Screengrab/Myitkyina News via AFPTV]

Solotrust.com - Pasukan keamanan Myanmar menembaki warga yang tengah berkumpul menghadiri pemakaman salah satu dari 114 korban tewas pada Sabtu (27/03/2021). Akhir pekan lalu menjadi hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari, ketika kepala pertahanan dari 12 negara mengecam militer atas tindakan kerasnya terhadap para demonstran.

Reutersmengabarkan tak ada laporan tentang korban dalam penembakan di pemakaman pada Minggu (28/03/2021) di Kota Bago.



"Saat kami menyanyikan lagu revolusi untuknya, pasukan keamanan tiba-tiba datang dan menembak kami," kata seorang wanita bernama Aye.

"Orang-orang, termasuk saya, langsung berlari saat mereka melepaskan tembakan," tambahnya.

Melansir Al Jazeera, Senin (29/03/2021), dua orang tewas dalam penembakan saat aksi protes pada Minggu dalam insiden terpisah di tempat lain. Satu orang tewas ketika tentara melepaskan tembakan ke sekelompok pengunjuk rasa di dekat Ibu Kota Naypyidaw. Sehari sebelumnya atau pada Sabtu, sedikitnya enam anak berusia antara 10 hingga 16 tahun termasuk di antara korban akibat tembakan aparat.

Atas insiden brutal itu, sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan, Inggris Raya, dan Amerika Serikat sepakat menandatangani pernyataan bersama mengecam tindakan keras militer.

"Seorang militer profesional mengikuti standar internasional untuk perilaku dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan orang-orang yang dilayaninya," kata para kepala pertahanan.

"Kami mendesak angkatan bersenjata Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan bekerja memulihkan rasa hormat dan kredibilitas terhadap rakyat Myanmar yang telah hilang melalui tindakannya," sambungnya.

Sejumlah pemakaman korban tindak kekerasan aparat kemanan terhadap pengunjuk rasa antikudeta dilakukan pada Minggu. Salah satunya dilakukan keluarga Aye Ko di Mandalay.

"Kami diberitahu oleh tetangga bahwa Aye Ko ditembak dan dilempar ke dalam api," kata seorang kerabat kepada kantor berita AFP.

"Dia satu-satunya yang menafkahi keluarga, kehilangan dia adalah kerugian besar bagi keluarga," tambah dia.

Pada Sabtu lalu, notabene merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar, justru membawa pertempuran terberat sejak kudeta antara tentara dan kelompok etnis bersenjata yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu.

Jet militer menewaskan sedikitnya tiga orang dalam serangan di sebuah desa yang dikendalikan kelompok bersenjata dari minoritas Karen. Serangan udara membuat penduduk desa melarikan diri ke hutan. Belum ada komentar langsung dari militer Myanmar terkait serangan itu. (and)

(redaksi)