Ekonomi & Bisnis

BI Solo Dorong Kemandirian Petani dengan Pelatihan Kesuburan Tanah

Ekonomi & Bisnis

2 April 2021 13:31 WIB

Pelatihan peningkatan kesuburan tanah di Kabupaten Sukoharjo oleh KPw BI Solo

SOLO, solotrust.com - Bank Indonesia, khususnya Kantor Perwakilan (KPw) Solo turut berpartisipasi mendorong kemandirian petani melalui sejumlah upaya, sejalan dengan peran BI dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program pendekatan klaster.

Untuk itu, KPw BI Solo memfasilitasi pendampingan Klaster Padi di beberapa kabupaten, yakni Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, dan Boyolali. Program pendampingan ini fokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi biaya produksi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan penerapan teknologi baru, serta pengolahan pascaproduksi dan perluasan akses pemasaran.



Menurut Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, beras menjadi salah satu komoditas pangan strategis yang berdampak pada inflasi. Dengan begitu perlu upaya untuk tercapainya keseimbangan antara sisi penawaran dan permintaan. Melalui upaya peningkatan produksi dan efisiensi biaya produksi agar terjaga ketersediaan pasokan dengan harga terjangkau.

Berdasarkan Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2020, Soloraya sebagai sentra penghasil padi di Jawa Tengah memiliki total luas lahan 380.498 ha dan produksi mencapai 2.372.087 ton. Rata-rata petani membudidayakan padi dengan frekuensi 2-3 kali per tahun bergantung ketersediaan air dan cuaca yang mendukung.

"Para petani menghadapi kendala utama, yaitu kebergantungan pada pupuk bersubsidi yang kuotanya mengecil, serangan hama akibat ketidakseimbangan ekosistem, harga gabah masih cukup fluktuatif dan ditentukan oleh para pemodal besar atau tengkulak. Mau tidak mau, petani dituntut melakukan efisiensi biaya produksinya dan inovasi pengolahan lahan," paparnya.

Terkait itu, KPw BI Solo sering kali melakukan pendampingan. Salah satunya adalah pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan optimalisasi fungsi mikroorganisme. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengenali lahan dan tanamannya sehingga bisa memberikan nutrisi tepat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.

Pelatihan ini telah dilakukan di Klaster Bawang Merah ABMI Sragen dan Klaster Hortikultura ASPAKUSA Makmur Boyolali pada 23 hingga 25 Maret 2021 di balai pertemuan Gapoktan Tani Mandiri Desa Dalangan, Tawangsari, Sukoharjo. Sebanyak tujuh Gapoktan di Kecamatan Tawangsari bekerja sama mengimplementasikan sistem pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, dan kualitas gabah dengan payung lembaga KUBe Kepodang Topo.

Sebanyak 25 petani padi champion mengikuti pelatihan dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebanyak 17 petani KUBe KEPODANG TOPO dan PPL Dinas Pertanian pendamping, 2 petani anggota Perkumpulan Pertanian Organik Wonoagung (PPOW) Wonogiri, 2 petani dari Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB), 2 petani dari Poktan Gemah Ripah Loh Jinawi Sragen dan 2 petani dari Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Karanganyar.

"Hasilnya petani peserta pelatihan perlahan mulai berhenti menggunakan pupuk subsidi dan beralih ke pupuk organik compost tea buatan bersama kelompok. Hasilnya petani dapat mengurangi ongkos produksi dan pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia. Keberhasilan ini akan direplikasi untuk petani anggota klaster padi binaan dan mitra KPw BI Solo," terangnya.

Selanjutnya, akan ada tindak lanjut pelatihan berupa pengembangan demplot ujicoba budidaya padi dengan 3 kali Musim Tanam (MT) per tahun di Tawangsari, Sukoharjo dan memperhatikan kecukupan nutrisi tanah dengan indikator kualitas dan kuantitas mikroba tanah serta pemberian pupuk compost tea. Kegiatan ini didukung dengan fasilitasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sarana prasarana pengairan dalam bentuk dua unit sumur dalam (submersible) yang telah mulai beroperasi Desember 2020.

Pelatihan dan pendampingan demplot ini bekerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia, yaitu komunitas petani yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dengan moto “Kita Jaga Bumi, Bumi Jaga Kita”. Makna filosofi ini, pertanian yang menjaga alam akan mendapatkan hasil optimal. Komunitas ini mengkampanyekan petani mandiri dan tidak bergantung pada produk buatan pabrik dimulai dengan membuat pupuk dan pestisida organik sendiri.

Landasan dasarnya pada kecukupan unsur hara tanah dengan mengukur jumlah dan kualitas mikroba tanah dengan menggunakan mikroskop. Metode ini mendorong petani bertani secara organik yang bermanfaat meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit sehingga mendukung produktivitas optimal.

Pertanian organik ini juga meningkatkan efisiensi biaya cukup besar menyebabkan Harga Pokok Penjualan (HPP) turun dan peningkatan kualitas produk. Budidaya ini juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan sehingga tercipta Sustainable Agriculture System.

"Dengan terciptanya budidaya pertanian berkelanjutan, diharapkan dapat membantu terjaganya ketahanan komoditas pangan strategis yang mendukung pengendalian inflasi. Oleh sebab itu, KPw BI Solo fokus dalam mendukung kegiatan pertanian ramah lingkungan melalui pendampingan dan mengkampanyekan manfaat sistem ini kepada stakeholder," pungkasnya. (rum)

(end2021)