solotrust.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo meninjau lokasi bencana banjir bandang di provinsi Nusa Tenggara Timur. Kepala BNPB beserta rombongan melakukan perjalanan darat dari Maumere menuju Larantuka akibat kondisi cuaca yang tidak memungkinkan pesawat untuk terbang.
Jalur darat tersebut ditempuh dalam waktu 3 hingga 5 jam perjalanan tergantung kondisi jalan dan cuaca. Namun ada kendala lain, yakni jalur laut menjadi satu-satunya akses menuju pulau Adonara, sedangkan menurut otoritas pelabuhan setempat kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk pelayaran karena hujan, angin serta gelombang tinggi yang masih terjadi.
Banjir bandang akibat cuaca ektrem di wilayah Nusa Tenggara Timur berdampak pada 10 kabupaten dan 1 kota yakni Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Ende.
Hingga saat ini masih dilakukan pendataan terhadap korban dan kerugian materiil. Sementara data yang dihimpun melalui situs resmi bnpb.go.id, dari seluruh wilayah terdampak terdapat 68 korban meninggal dunia dengan rincian 44 korban meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur, 11 korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata, 2 korban meninggal dunia di Kabupaten Ende dan 11 korban meninggal di Kabupaten Alor.
Sedangkan korban luka terdapat 15 orang, di wilayah kabupaten Flores Timur 9 orang, di Kabupaten Ngada 1 orang dan 5 orang di Kabupaten Alor. Saat ini korban luka telah mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan setempat.
Sebanyak 70 orang dilaporkan menghilang dengan rincian, 26 orang menghilang di Kabupaten Flores Timur, 16 orang hilang di Kabupaten Lembata dan 28 orang mnenghilang di Kabupaten Alor.
Dari keseluruhan wilayah yang terkena banjir bandang, terdapat 2655 warga terdampak.
Adapum kerugian materiil yang dilaporkan hingga berita ini diturunkan, 25 rumah rusak berat, 114 unit rumah rusak ringan, sedangkan 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam dan 743 rumah lainnya terdampak.
Ada sekitar 40 titik akses jalan yang tertutup pohon tumbang, 5 jembatan terputus dan 1 fasilitas umum terdampak serta 1 unit kapal tenggelam.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati dalam konfrensi pers yang digelar secara daring pada Senin (5/4) menjelaskan upaya penanggulangan bencana di provinsi NTT tengah berlangsung. Sudah ada 40 titik dapur umum yang dibangun oleh TNI.
“info terakhir ada dukungan juga dari TNI, (ada) 20 titik TNI membangun dapur umum. Dibeberapa titik ada dapur lapangan, ada di Kabupaten TTU 2 titik, Kabupaten Flores Timur 4 titik, Kabupaten Malaka 4 titik dan Kabupaten Bima 10 titik.” jelas Raditya.
Lebih lanjut Raditya juga mengungkapkan saat ini proses evakusi korban terkendala alat berat. Kondisi terakhir alat berat telah berada di ujung Desa Nelelamadike.
BNPB turut memberikan bantuan berupa makanan siap saji sejumlah 1002 paket, makanan tambahan gizi sebanyak 1002 paket, makanan lauk pauk ada 1002 paket, selimut 3000 lembar, sarung 2000 lembar, rapid test antigen 10000 test, masker kain 1000, masker medis 1000, yang diserahkan pada BPBD Kabupaten Flores Timor.
()