Serba serbi

Menkes: Laju Vaksinasi akan Diatur Sesuai Pasokan Vaksin

Kesehatan

5 April 2021 21:39 WIB

Ilustrasi (Dok. Istimewa)

JAKARTA, solotrust.com - Penyuntikan vaksin Covid-19 yang dilakukan pemerintah hingga 4 April 2021 telah mencapai 12,7 juta vaksinasi suntikan pertama dan kedua. Jika dibandingkan capaian pekan lalu di kisaran 10 juta vaksinasi, terdapat kenaikan sebesar sekitar 2,5 juta vaksinasi per pekannya.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (05/04/2021), di Kantor Presiden, Jakarta.



“Kalau kita keluarkan negara-negara yang memproduksi vaksin sendiri, sehingga tidak ada masalah dari suplai vaksinnya, [vaksinasi] kita nomor empat di dunia. Ini bagus untuk menjawab skeptisnya banyak majalah-majalah internasional terhadap Indonesia. Saya ucapkan terima kasih karena ini merupakan kerja sama bersama-sama dari kita,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Lebih lanjut Menkes menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga (third wave) di beberapa negara kawasan Eropa, Asia, maupun Amerika mengakibatkan adanya pemberlakuan embargo di negara produsen vaksin untuk kemudian diarahkan penggunaannya di dalam negeri masing-masing.

“Akibatnya memengaruhi ratusan negara di dunia, termasuk di Indonesia. Sehingga jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk Bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau totalnya dua bulan adalah 30 juta dosis (vaksin), kita hanya bisa dapat 20 juta dosis (vaksin) atau dua pertiganya,” terangnya.

Pengurangan pasokan ini, imbuh Budi Gunadi Sadikin, akan memengaruhi laju vaksinasi di Tanah Air.

“Laju vaksinasinya agak kami atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya karena memang vaksinnya yang berkurang suplainya,” ujarnya.

Dengan jumlah pasokan terbatas, pada April ini pemerintah memutuskan memprioritaskan penyuntikan vaksin berdasarkan risiko terpapar. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan kelompok masyarakat lanjut usia (Lansia) berumur 60 tahuh ke atas memiliki risiko tinggi jika terpapar Covid-19. Oleh karena itu, kelompok ini akan menjadi salah satu prioritas penyuntikan.

“Kami arahkan agar disuntikkan terutama untuk para lansia dulu. Kalau ada jatah sisanya kami suntikkan ke guru karena memang rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni supaya Juli kita mulai bertahap bisa kita buka [pembelajaran tatap muka terbatas],” imbuhnya.

Terkait pasokan vaksin, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pihaknya terus melakukan negosiasi dengan para produsen agar pasokan vaksin dapat kembali berjalan normal.

“Kami sedang negosiasi dengan produsen-produsen vaksin dan negara-negara produsen vaksin, mudah-mudahan di Bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat,” ujarnya.

Menutup keterangannya, Menkes menyampaikan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro) ditambah vaksinasi yang terus digencarkan adalah kombinasi baik untuk mengendalikan laju penularan Covid-19 .

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya